Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina-PLN Berselisih soal Solar, Listrik Seluruh Indonesia Terancam Padam

Kompas.com - 06/08/2014, 09:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Friksi antara Pertamina dan PLN karena harga jual solar dari Pertamina di bawah harga keekonomian terus berlanjut. Pertamina akan tetap menaikkan harga solar ke perusahaan setrum tersebut.

"Satu semester Pertamina rugi 45 juta dollar karena jual ke PLN. Gak boleh, jualan gak boleh rugi dong," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya di Jakarta, Selasa (5/8/2014).

Hanung menjelaskan, sebenarnya Direktur Utama PLN dan Pertamina sudah bertemu untuk membicarakan masalah ini. Namun Hanung mengaku bahwa pertemuan tersebut hanya menghasilkan kesepakatan untuk kembali menghitung harga jual BBM dari Pertamina ke PLN.

"Kemudian Dirut PLN usul tarik second opinion, kita sepakat, lalu Dirut PLN tulis surat ke BPKP minta hitungan beliaU harganya berapa yang layak untuk Pertamina," katanya.

Namun kata Hanung, setelah BPKP keluarkan rekomendasi, PLN malah mengingkari data tersebut, Pertamina pun mengaku terkejut dengan sikap PLN tersebut. Karena belum ada kesepakatan dan merugi terus, Pertamina pun berencana menaikan harga jual kepada PLN sesuai harga keekonomian yang tertunda karena Lebaran secara bertahap.

"Kita terkejut juga, ko sudah sepakat gini, Terus nego harga tidak tercapai. Dalam kontrak ada klausul kalau kontrak baru belum disepakati, maka pakai harga lama, harganya saya lupa, sampai 24 juni kemarin sudah habis, jadi harus kita jual dengan harga keekonomian, tapi karena Lebaran jd kita tunda. Kita naikan secara bertahap," ucap Hanung.Bila tetap tidak bersedia, Pertamina mempersilakan PLN mencari pemasok lain.

Sementara itu, seperti dikutip Kontan, Kepala Divisi BBM dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki mengatakan, harga yang ditawarkan Pertamina masih terlalu mahal.  "Makanya, PLN belum menyepakati," kata dia.

Dia hanya menyatakan, bila Pertamina tak mau menjual solar harga murah, PLN hanya pasrah. "Itu hak Pertamina, risikonya listrik di seluruh Indonesia padam," ancamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com