Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom Akhirnya Menyerahkan Flexi ke Telkomsel

Kompas.com - 07/08/2014, 08:07 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) resmi melepaskan bisnis Flexi pada semester II-2014. Pada tanggal 27 Juni 2014, perusahaan plat merah ini menandatangani Perjanjian Pengalihan Bisnis Bersyarat untuk mengalihkan anak usaha yakni Flexi kepada anak usaha lainnya yakni PT Telekomunikasi Seluler alias Telkomsel.

Dalam laporan keuangan semester I-2014, manajemen Telkom menjelaskan, pengalihan Flexi kepada Telkomsel untuk memaksimalkan peluang usaha dari sinergi grup. Langkah ini juga dilakukan dalam rangka  merestrukturisasi unit usaha Flexi. 

Manajemen Telkom dalam catatan 1.d.g laporan keuangan yang berakhir 30 Juni 2014 juga menyebutkan, "Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, pengurusan penerbitan persetujuan Menkominfo sehubungan dengan pengalokasikan frekuensi baru kepada Telkomsel masih dalam proses."

Malah, sang anak perusahaan, yakni Telkomsel yang selanjutnya bakal menjadi pengelola Flexi, telah mengambil langkah proaktif. Terlihat Telkomsel sudah menunjuk pihak ketiga untuk menampung rekening escrow account guna memfasilitasi rencana pengalihan Flexi menjadi bagian dalam lingkup bisnisnya.

Dalam laporan keuangan yang sama, pada bagian catatan 47a, manajemen Telkom menjelaskan, "Sehubungan dengan Perjanjian Pengalihan Bisnis Bersyarat untuk mengalihkan target usaha Flexi pada tanggal 8 Juli 2014, Telkomsel dan BNI telah melakukan perjanjian pembukaan rekening escrow account sebesar Rp 897 miliar."

Teknologi e-GSM

Sayangnya manajemen Telkom tak sekaligus membeberkan sejauh apa proses yang tengah dijalani demi mendapatkan restu dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut. Perusahaan berkode TLKM di Bursa Efek Indonesia itu juga tak melansir informasi target penyelesaian proses pengalihan Flexi kepada Telkomsel. Hingga tenggat waktu penulisan berita ini, belum ada manajemen Telkom yang merespon pertanyaan yang KONTAN layangkan demi mendapatkan informasi yang lebih jelas. 

Sementara itu manajemen Telkomsel memilih mengelak menjelaskan detail aksi korporasi di tubuh Grup Telkom ini. "Informasi ini belum bisa kami publikasikan karena masih pembahasan internal. Atau sebaiknya ditanyakan ke Telkom sebagai parents company," sebut Adita Irawati Vice President Corporate Communication Telkomsel kepada KONTAN melalui pesan singkat, Rabu (6/8/2014).

Asal tahu saja, Telkom memang sudah memberikan woro-woro untuk mengeleminasi bisnis Flexi. Pilihan Telkom melepas Flexi sepertinya berkaca dari potret bisnis telekomunikasi berteknologi code division multiple access atawa CDMA yang memang sudah sulit bergeliat. 

Paling tidak, statistik Flexi mengamini potret industri tersebut. Tercatat pada semester I-2014 jumlah pelanggan Flexi tinggal tersisa 4,12 juta pelanggan saja. Padahal pada semester I-2013 jumlah pelanggan Flexi masih tercatat 15,5 juta pelanggan. Dengan kata lain, ada penurunan jumlah pelanggan Flexi hingga 73,42 persen.

Sementara itu, Telkomsel dari akhir tahun lalu juga sudah meminta dan mengurus izin kepada pemerintah untuk bisa mengomersialkan teknologi e-GSM. Sebagai informasi, ini adalah teknologi yang memungkinkan frekuensi berbasis CDMA beralih ke teknologi global system for mobile communication alias GSM. Rencana Telkomsel adalah memakai 5 MHz frekuensi CDMA Flexi di 850 MHz untuk teknologi GSM seperti teknologi 3G. (Merlinda Riska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com