Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Kemen PU Turun, Proyek Infrastruktur Terancam Molor

Kompas.com - 17/08/2014, 10:14 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah memproyeksikan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebesar Rp 74,2 triliun dalam RAPBN 2015. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka terjadi penurunan Rp 9,95 triliun dari anggaran sebesar Rp 84,15 triliun.

Menanggapi penurunan anggaran tersebut, Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan, sebenarnya pembanguan infrastruktur dari berbagai dinas-dinas PU di daerah sangat tinggi. Namun, dengan anggaran hanya Rp 74,2 triliun maka menurutnya beberapa proyek pembangunan akan molor.

“Ya ini bisa gak kalau butuhnya Rp 10 terus dapatnya cuma Rp 8 ya pasti harus ada yang kita tunda. Misal ada yang harusnya selesai 2015 jadi baru selesai 2016, tapi sasarnya tetap tidak berubah kecuali pemerintah yang baru tadi menganggap ini yang lebih prioritas, itu hak sepenuhnya pemerintah yang baru,” ujar Djoko setelah menghadiri konferensi pers RAPBN 2015 di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat malam (15/8/2014).

Dia menjelaskan, sebenarnya di Kementerian PU ada mekanisme penyusunan anggaran yaitu dengan melakukan konsultasi regional Dinas PU di daerah. Konsultasi tersebut kata dia mengundang semua Dinas PU di seluruh Indonesia untuk memaparkan kebutuhan anggaran bagi setiap daerah.

“Jadi kita semua Dinas-dinas PU semua provinsi kita undang, kadang di Palembang, kadang di Padang , di Medan, di Timur, kadang di Makassar, kadang di Manado. Kita kumpulkan mana-mana yang perlu menurut mereka itu,” katanya.

Namun, sebut Djoko, karena anggaran Kementerian PU hanya sebesar Rp 74,2 triliun, maka Kementerian PU tidak akan mempu memenuhi kebutuhan pembangungan infrastruktur jalan atau pun irigasi yang dibutuhkan daerah sepenuhnya.

Meski demikian, pemerintah harus menggunakan anggaran tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya cukup memenuhi kebutuhan tadi.

“Kalau itu (permintaan Dinas PU Daerah) kita penuhi semua memang permintaannya luar biasa, tapi kalau basic kita tadi saya kira Rp 74,2 triliun itu cukup lah,” kata Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com