Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan AS Ingin Ciptakan Tokoh Princess Batik

Kompas.com - 21/08/2014, 07:46 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pesona batik Indonesia memang luar biasa, saking tersohornya perusahaan asal Georgia, Amerika Serikat tertarik untuk menciptakan tokoh imajinasi anak-anak yakni Princess Batik. Nantinya tokoh imajinasi ini diproduksi untuk buku cerita, baju, boneka, dan dipromosikan melalui stasiun televisi di negeri paman sam itu .

"Perusahaan asal Georgia, AS ini tertarik dengan batik dan ingin bekerja sama dengan perusahaan Indonesia untuk menciptakan tokoh imajinatif Puteri Batik atau Princess Batik. Ini sangat membanggakan karena kita menjadikan batik sebagai ikon fesyen Indonesia dan kebudayaan kita lebih dikenal di manca negara," tegas Ni Made Ayu Marthini, Atase Perdagangan RI di Washington D.C, di Las Vegas, AS, dalam siaran persnya, Rabu (20/8/2014).

Salah satu perusahaan lokal yang telah memasarkan produknya ke AS adalah PT Angelina Kartika. Perusahaan ini adalah produsen baju pesta anak-anak berbahan tulle. Dimana salah satu buyers-nya Jewel and Jem, telah dikenal sebagai perusahaan fesyen anak-anak. 

Perusahaan AS ini masih memproduksi produknya 100 persen di AS, namun mereka ingin memproduksi produknya di luar AS. Ketertarikan terhadap produk Indonesia mendorong Jewel and Jems menghadiri Trade Expo Indonesia 2014 dan mempromosikan lebih jauh produk Indonesia di AS.

Sekitar 95 persen produk PT. Angelina Kartika menggunakan bahan lokal Indonesia, kecuali beberapa aksesori yang diimpor. Menurut Elizabeth Angelina, pemilik PT. Angelina Kartika, perusahaan mereka bangga menggunakan bahan baku buatan dalam negeri yang berkualitas prima. (Handoyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com