Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Joint Venture BUMN Ditargetkan Beroperasi Tahun Depan

Kompas.com - 21/08/2014, 12:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Pos Indonesia, dan PT Taspen sepakat bekerjasama membentuk bank joint venture untuk melayani pensiunan. Akan tetapi, bank patungan tersebut tidak bisa langsung beroperasi melayani nasabah.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bank joint venture ini akan melebur bersama Bank Sinar Harapan Bali,  yang merupakan anak perusahaan Bank Mandiri. Proses yang dilakukan saat ini adalah menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Yang ditandatangani tahun lalu adalah MoU, sekarang kerjasamanya Secara detail ini sudah binding dan bisa dipakai untuk proses ke OJK agar Bank Sinar Harapan Bali akan right issue. Sehabis dia right issue, nanti pemegang saham akan masuk," kata Budi di Kantor Pusat Taspen, Kamis (21/8/2014).

Budi mengungkapkan, dirinya telah menginformasikan kerjasama ini kepada Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon. Muliaman, kata dia, meminta agar pembentukan bank tersebut dapat segera direalisasikan.

"Dijadwalkannya tahun depan (mulai beroperasi), tapi tadi saya update juga ke Pak Muliaman. Pak Muliaman bilang kalau bisa lebih cepat lebih baik, karena ini kan inisiatif baik," ujar Budi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pos Indonesia Budi Setiawan pun menyatakan, bank joint venture tersebut secara resmi akan beroperasi tahun 2015 mendatang. "Insya Allah dalam waktu 1-2 bulan atau awal Januari sudah bisa beroperasi," kata dia.

Budi mengatakan, Bank Mandiri menjadi pemegang sahan mayoritas yaitu sekitar 59,6 persen. Sedangkan PT Pos dan Taspen masing-masing memiliki saham sebesar 20,2 persen.

Sementara untuk modal, PT Pos mengucurkan dana sekitar Rp 175 miliar. Menurut Budi, bank yang bentuk ini nantinya akan fokus pada pembiayaan mikro dan melayani pembayaran pensiunan.

"Selama ini kan PT Pos menjadi tempat bayar pensiunan yang besar sekitar 700 ribu orang. Ini market yang potensial. Jadi diharapkan bisa menggarap pensiunan yang selama ini belum dikerjakan dengan baik maka bank ini akan masuk kesana," papar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com