Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Memberi Sinyal Harga BBM Tetap

Kompas.com - 27/08/2014, 11:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) harus siap menanggung beban kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sendirian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampaknya tidak mau berbagi beban dengan mengerek harga premium dan solar tahun ini.

Kalau tidak ada aral melintang, Jokowi dan SBY akan menggelar pertemuan di Bali hari ini untuk membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, termasuk rencana kenaikan BBM bersubsidi.

Tapi, Firmanzah, Staf Khusus Presiden Bidang Perekonomian dan Pembangunan, menegaskan, opsi kenaikan harga BBM bersubsidi bukan pilihan yang akan ditawarkan Presiden SBY. Sebab, "Banyak hal harus disiapkan kalau menaikkan harga BBM, termasuk membuat program baru," kata Firmanzah kemarin.

Harus ada jalan keluar
Program baru yang dimaksud adalah bantuan sosial untuk masyarakat miskin. Soalnya, mereka yang paling terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. "Tidak fair jika menaikkan harga BBM tanpa dibarengi program sosial," tambah Firmanzah. 

Nah, jika SBY mengajukan program baru ke DPR, waktu yang tersisa tidak cukup. Belum lagi pembahasannya di internal pemerintah juga memakan waktu yang tidak sebentar. Padahal, Pemerintahan SBY tinggal dua bulan lagi, sampai 20 Oktober nanti.

Hendrawan Supratikno, anggota Tim Ekonomi Jokowi-Jusuf Kalla (JK), menyatakan, kalau SBY tidak menaikkan harga BBM bersubsidi, sudah pasti akan membebani Pemerintahan Jokowi. "Kami tidak memaksa Pak SBY, tapi soal subsidi BBM harus dibicarakan dan harus ada jalan keluar," kata Hendrawan.

Apalagi, kenaikan harga BBM bersubsidi bukan hanya membantu Pemerintahan Jokowi, juga masyarakat. Kebijakan ini juga lebih baik ketimbang menjaga konsumsi BBM agar tetap sesuai kuota tahun ini yang hanya 46 juta kiloliter, yang membuat masyarakat harus mengantre lama membeli premium dan solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Andin Hadiyanto, pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, menambahkan, kenaikan harga BBM bersubsidi juga bisa menyelamatkan anggaran negara. Setidaknya, jika harga BBM naik Rp 1.000 per liter, subsidi yang bisa dihemat tiap tahun mencapai Rp 40 triliun. Sedang penghematan subsidi bila harga BBM naik Rp 2.000 adalah Rp 80 triliun. Tapi, kenaikan harga BBM sebaiknya pada periode inflasi rendah: Oktober–November atau Maret–April.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Hadi Purnomo berharap, kenaikan harga BBM bersubsidi secara bertahap hingga mendekati harga keekonomian.  (Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati, Widyasari Ginting)

baca juga: Peneliti: SBY Harus Tanggung Jawab soal Kelangkaan BBM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com