Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Kabel Laut Indonesia-Amerika Serikat

Kompas.com - 29/08/2014, 14:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
  PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin)  bergabung dalam Konsorsium South East Asia– United States (SEA-US) akan  membangun Sistem Kabel Laut International yang menghubungkan Indonesia ke belahan Timur hingga Amerika. Hal ini sebagai upaya Telkom untuk mewujudkan “Indonesia Global Networks” melalui pembangunan kabel laut internasional.

Penandatanganan konsorsium SEA-US dilakukan oleh Presiden Direktur Telin, Syarif Syarial Ahmad bersama perwakilan konsorsium lainnya di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Indonesia Kamis (28/8/2014). Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Utama Telkom Arief Yahya, Direktur Wholesale & International Services Telkom Ririek Adriansyah, dan Direktur Network, IT & Solution Telkom, Rizkan Chandra.

Submarine Cable System SEA-US merupakan sistem kabel bawah laut sepanjang 15.000 KM yang membentang dari Indonesia ke Amerika. Kabel laut SEA US menghubungkan lima area dan teritori yaitu Manado (Indonesia), Davao (Filipina), Piti (Guam), Oahu (Hawaii, AS), dan Los Angeles (California, AS).

Sebelumnya Telin juga ikut serta dalam pembangunan sistem komunikasi kabel laut yang menghubungkan Indonesia ke negara-negara belahan Barat hingga Eropa melalui Konsorsium South East Asia - Middle East -Western Europe 5 (SEA-ME-WE 5) pada tanggal 7 Maret 2014 lalu.

Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengatakan, Indonesia siap menghadirkan Indonesia Global Networks yang menghubungkan jalur komunikasi global melalui pembangunan SEA-ME-WE 5 dan SEA-US ini.

“Infrastruktur SEA-US ini adalah kabel laut pertama yang menghubungkan Indonesia bagian timur ke Amerika Serikat. Terhubung dengan infrastruktur milik Telkom, sistem kabel laut ini mampu menyediakan latency yang paling rendah dari Indonesia ke Amerika Serikat dibandingkan dengan sistem kabel laut international lain yang sudah ada saat ini,” ujar Arief, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia memaparkan keunggulan label laut SEA-US antara lain, hambatan yang relatif kecil meski di saat traffic yang padat (lowest latency), posisi kabel yang tidak berada di kawasan gunung berapi dan patahan bumi sehingga probabilitas terkenan bencana alam cenderung kecil serta rute pembangunan kabel laut hampir 70 persen ke kawasan Amerika.

Pada saat beroperasi di tahun 2016, sistem kabel laut SEA-US ini melalui koneksi kabel laut Indonesia Global Gateway (Manado-Dumai) akan terintegrasi dengan sistem kabel laut yang telah dimiliki Telin sebelumnya yaitu SEA-ME-WE 5, Asia  America Gateway (AAG), South East Asia Japan Cable System (SJCS), Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMCS), Thailand-Indonesia-Singapore (TIS) dan sistem kabel domestic lainnya. 

"Sehingga akan menciptakan konfigurasi network yang komprehensif yang menghubungkan Asia, Eropa, USA dan Indonesia dengan kualitas yang tak tertandingi yang disebut sebagai Indonesia Global Networks," katanya.

Ia menyebutkan, sistem komunikasi kabel laut mempunyai konektivitas yang stabil dan menjadi satu-satunya sistem kabel laut yang menghubungkan Asia Tenggara dan USA dengan rute yang menghindari wilayah rawan gempa di Asia Timur.

Infrastruktur dengan investasi sebesar 250 juta dollar ini, lanjutnya, akan menyediakan tambahan kapasitas sebesar 20Tb/detik, menghubungkan Indonesia dan Filipina ke Amerika Serikat menggunakan teknologi 100G. Dengan kapasitas sebesar ini, diharapkan mampu menampung permintaan bandwidth antara kedua benua tersebut.

Adapun, Konsorsium SEA – US terdiri dari 7 (tujuh) perusahaan telekomunikasi global, yaitu  PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), Globe Telecom, RAM Telecom International (RTI), Hawaiian Telcom, Teleguam Holdings (GTA), GTI Corporation, and Telekomunikasi Indonesia International, Inc. (Telkom USA).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com