Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik & BBM Bikin Pengusaha Ritel Naikkan Harga

Kompas.com - 01/09/2014, 10:34 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaku industri bakal kena pukulan ganda, Belum selesai kisruh kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), hari ini 1 September 2014, pemerintah resmi menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) lagi. Gempuran tantangan tersebut tak urung bakal semakin mendera pelaku industri ritel.

Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan kelangkaan BBM lebih menyengsarakan pelaku industri ketimbang jika pemerintah langsung menaikkan harga BBM saja.

"Kelangkaan BBM seperti sekarang ini menghambat kegiatan operasional dan produktivitas," ujar Tutum kepada KONTAN (31/8/2014).

Tutum menegaskan, di Sumatera dan Kalimantan, kelangkaan BBM bukan peristiwa yang baru dirasakan baru-baru ini. Namun, kendala itu bahkan sudah terjadi sejak tahun lalu.

Sementara para pelaku usaha di Jawa masih mengalami tambahan masalah dari tak lancarnya jalur transportasi di Jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah. Ketidaklancaran tersebut semakin membikin pelaku usaha membuang banyak waktu sehingga biaya operasional membengkak.

Dalam hitungan Tutum, jika pemerintah menaikkan harga BBM, pelaku usaha ritel akan merasakan kenaikan biaya operasional 1 persen-2 persen saja. Sementara kelangkaan BBM justru bisa mengerek harga jual barang sebesar 2 persen-3 persen. Buntutnya, daya beli konsumen bisa terganggu.  Dus, dia bahkan menilai tak masalah jika pemerintah menaikkan harga BBM sebesar Rp 3.000 per liter.

Meski berada dalam payung yang sama, rupanya Satria Hamid, Wakil Sekretaris Jenderal Aprindo memilik pandangan yang berbeda. Menurutnya, kelangkaan maupun penaikan harga BBM sama-sama akan membikin pelaku usaha terjepit.

Belum lagi, tambahan biaya listrik yang bakal naik per September. Pandangan Satria, komponen BBM dan listrik sangat signifikan mempengaruhi biaya operasional di sektor hulu. Dus, akan mempengaruhi harga jual di sektor hilir.

"Pada akhirnya kondisi ini akan meningkatkan rata-rata harga jual barang 5 persen-10 persen sebagai dampak dari BBM disertakan tagihan dasar listrik yang akan terjadi mulai 1 September," beber Satria.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis informasi bahwa ada delapan golongan yang mengalami kenaikan TTL. Dua diantaranya, pertama, golongan Industri menengah terbuka (I3) dengan kenaikan 8,6 persen setiap dua bulan. Kedua, golongan industri besar I4 dengan kenaikan 13,3 persen setiap dua bulan.

Asal tahu saja, kenaikan TTL pada September adalah tahap ketiga. Sebelumnya kedua golongan itu sudah mengalami kenaikan mulai 1 Mei 2014. (Izzatul Mazidah)
baca juga: Masyarakat Indonesia, Siap-siap Diterjang Kenaikan Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com