Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepuluh Tahun Lebih Merugi, BUMN Perikanan Ini Mulai Bangkit

Kompas.com - 02/09/2014, 14:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


SORONG, KOMPAS.com
- Sejak tidak beroperasinya BUMN perikanan PT Usaha Mina pada 1999, industri perikanan di Sorong lesu. Meskipun anak usaha di unit Sorong masih memberikan keuntungan, namun perolehan itu digunakan untuk menutupi kerugian cabang lain di Maluku. Akibatnya, BUMN tersebut mengalami rugi.

"Cabang Sorong harus menghidupi cabang-cabang yang mati. Kemudian ada keputusan dari pemegang saham, dalam hal ini Menteri BUMN untuk membangun kawasan perikanan terpadu, dimulai dari Sorong," ungkap Srinona Kadarisman, Kepala PT Perikanan Nusantara, Selasa (2/9/2014).

Perikanan Nusantara (Perinus) merupakan nama baru dari PT Usaha Mina. Sri menuturkan, begitu percayanya Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan daerah itu, turut memberikan semangat jajarannya untuk mengembangkan kembali industri perikanan di bawah PT Perikanan Nusantara (Perinus). Padahal, membangun usaha di kawasan Sorong tidak selalu mudah lantaran terbentur restu masyarakat adat.

"Ada suku yang berkuasa di sini, suku Moi. Kalau dia tak kasih izin, tidak bisa masyarakat bermitra dengan kami," kata dia.

Akhirnya, pendekatan yang dilakukan pun berhasil. Sebanyak 500 nelayan dari Pulau Buaya, Fak Fak, Raja Ampat, Tamina Boa, Manokrawi, dan lainnya bermitra dengan Perinus. Setahun setelahnya, Dahlan Iskan mencanangkan Sorong sebagai kawasan industri perikanan terpadu, dan Perinus mampu mencetak laba lebih tinggi dari target.

"Seperti bayi yang baru lahir, 2013 Perinus ini sudah mencetak laba Rp 3,028 miliar, lebih tinggi dari target sekitar Rp 2,9 miliar," kata dia.

Dalam satu tahun pertama itu pula, Perinus mampu mengekspor tak kurang dari 400 ton hasil tangkapan ikan seperti cakalang, dan baby tuna beku ke Thailand, Singapura, dan memenuhi pasar domestik.

Jaminan Pasar dan Pendampingan

Keberhasilan Perinus ini disebabkan pola kemitraan dengan masyarakat berbeda dari ketika dikerjakan oleh PT Usaha Mina. Pada saat jadi PT Usaha Mina, bantuan kepada nelayan tradisional diberikan seluruhnya berupa alat produksi serta bantuan usaha operasionalnya.

"Tapi itu tidak bisa efektif. Karena belum tentu dengan bantuan operasional yang diberikan, mereka (masyarakat nelayan) bisa mengembalikan modal," jelas Sri.

Adapun kemitraan yang dikerjakan oleh Perinus adalah dengan memberikan jaminan pasar serta pendampingan masyarakat nelayan.

"Kalau mereka tidak tahu cara menangkap ikan, akan kami latih. Kalau pengolahan tidak bisa, kami juga akan latih. Bantuan fasilitas dengan menyediakan dok. Kami jamin ikan-ikan mereka bisa kami serap. Itu pola kita membangun kemitraan dengan nelayan," tambah Sri.

Dengan pola kemitraan yang tepat, sepanjang 2013, Perinus memperoleh pendapatan sebesar Rp 17 miliar. Sementara itu, dalam rencana kerja 2014, perseroan menargetkan pendapatan meningkat 30 persen lebih, menjadi sekitar Rp 22,135 miliar.

Laba sebelum pajak diharapkan naik 178 persen, menjadi Rp 5,8 miliar pada 2014, dari Rp 3,028 miliar pada 2013. Rencana investasi cabang Sorong pada 2014 dialokasikan sebesar Rp 488,5 juta. Jika ditambah start up-nya pada September 2012, Perinus telah mengeluarkan investasi sebesar Rp 7,2 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com