Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Bisnis Resto Korea Halal untuk Lidah Indonesia

Kompas.com - 13/09/2014, 17:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kuliner Korea identik dengan tiga hal, mahal, tidak halal, dan rasanya aneh. Itulah yang disadari Albert Sentosa, lulusan strata dua program marketing di salah satu perguruan tinggi ternama di Australia. Alhasil, sepulangnya dari menimba ilmu di negeri Kanguru, tepatnya pada 2010 lalu, dia mendirikan restoran Korea bernama SamWon.

“Kuliner Korea itu identik dengan mahal, tidak halal, terus rasanya aneh. Ini kita mau pangkas satu per satu,” kata Albert yang mengaku pencinta kuliner Korea dan Jepang ini, ditemui Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (13/9/2014).

Karena mayoritas pasar Indonesia tidak mengkonsumsi babi, Albert mengatakan, SamWon berkomitmen menjual kuliner Korea tanpa ingredient tersebut. Agar rasanya juga tidak aneh, Albert telah mengkombinasi bumbu-bumbu yang memang ia impor langsung dari Korea, agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.

Awal mula usaha ini dirintis, Albert merogoh kocek tak kurang dari Rp 1,5 miliar. Saat ini, SamWon telah memiliki sembilan gerai terdiri dari SamWon House yakni yang berbentuk restoran serta SamWon Express yang bergaya foodcourt. Dari sembilan gerai yang dimiliki, empat di antaranya dimiliki oleh mitra.

Dalam waktu dekat, ada tiga mitra lagi yang bergabung dengan SamWon. Ya, sejak setahun terakhir SamWon membuka kesempatan bagi mereka yang ingin berwirausaha melalui kemitraan. Untuk dapat menjadi mitra SamWon, Anda cukup membenamkan investasi sekitar Rp 350 juta untuk foodcourt atau SamWon Express, hingga Rp 750 juta untuk restoran atau SamWon House.

Marketing Communication SamWon House, Nurmala Dewi mengatakan, untuk SamWon Express saja, pewaralaba (franchise) bisa mendapatkan balik modal, atau break even poin (BEP) kurang lebih dalam 8-18 bulan. Dengan asumsi, omzet rata-rata per hari mencapai Rp 5 juta.

Berikut analisis usaha SamWon Express:

  • Total Investasi : Rp 309,5 juta (estimasi untuk area foodcourt 15 meter)
  • Rincian Renovasi, electrical, and gas: Rp 20 juta
  • Kitchen kontraktor: Rp 50 juta
  • Kitchenware and servingware: Rp 46 juta
  • CCTV: none POS system (mesin kasir): none Mesin absensi dan mesin fax: Rp 8 juta
  • ATK: Rp 500.000
  • Uniform: Rp 5 juta
  • Survey: Rp 5 juta
  • Food preparation and training: Rp 25 juta
  • Franchise fee: Rp 150 juta
  • Pemasukan Omzet rata-rata per hari: Rp 5 juta
  • Omzet rata-rata per bulan: Rp 30 juta
  • Pengeluaran Pemakaian bahan (20 persen): Rp 30 juta
  • Bahan pendukung lain (10 persen): Rp 15 juta
  • Gaji pegawai (7,3 persen): Rp 11 juta
  • Sewa tempat dan operasional (15 persen): Rp 22,5 juta
  • Biaya royalti (8 persen): Rp 12 juta
  • Nett profit per bulan (27 persen): Rp 59,5 juta BEP: antara 8-18 bulan
  • Masa kontrak waralaba/franchise: 5 tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com