Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Mainan "Perahu Klotok", Pandi Raup Omzet Rp 30 Juta

Kompas.com - 22/09/2014, 10:40 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Pandi, adalah nama panggilan salah seorang perajin industri rumahan, mainan tradisional, perahu klotok. Ia satu, dari sekitar 20 perajin yang menghasilkan ribuan perahu klotok tiap bulannya, di Desa Jemaras, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.

Pria bernama lengkap Pandi Kurtawi itu kini berusia 53 tahun. Namun di usia yang sudah tidak terbilang muda lagi itu, Pandi masih terlihat semangat dan bekerja keras menghasilkan perahu klotok sebanyak-banyaknya untuk memenuhi pesanan.

Tidak bisa dianggap remeh, meski mainan tradisional, produk Pandi dkk sudah menjangkau pemasaran hingga ke berbagai daerah di Nusantara, seperti Kalimantan, Sulawesi. Pemesan rela mengantre jadwal pengiriman, hingga lebih dari satu bulan.

“Bulan ini (September 2014-red), sudah kurang lebih lima pelanggan yang menunggu dikirim, antara lain Kalimantan,  Sulawesi, Sumatera, dan Jawa Barat hingga Timur sudah pasti. Sekali pengiriman minimal 50 kodi, atau sekitar 1.000 buah perahu klotok,” kata Pandi saat ditemui di rumahnya, Jumat sore (19/9/2014).

Dalam satu bulan, Pandi, yang dibantu tujuh karyawannya, dapat memproduksi sekitar 600 hingga 700 kodi. Jumlah tersebut, mereka kirimkan ke tiap daerah sesuai pesanan, hingga ludes habis.

“Tinggal dikalikan saja mas, saya jual perkodi Rp 50 ribu, dan tiap bulan mengirim hingga 600 kodi, hasilnya, itulah omzet saya,” kata dia dengan penuh senyum.

Menurut pria sederhana ini, omzet dengan nilai tersebut lebih jauh dari cukup. Bayangkan, dengan perahu klotok yang dikirim, dari Sabang sampai Merauke, Pandi dapat mengantongi untung sebesar Rp 30 juta tiap bulannya. Dengan untung itu, Pandi pula dapat membayar karyawan dengan baik.

“Mungkin ini berkah, untuk kami, yang berusaha mempertahankan usaha warisan sang kakek. Orang lain enggan usaha membuat perahu karena terlihat sederhana. Namun, kenyatannya, bisnis ini cukup menguntungkan,” kata Pandi.

KOMPAS TV/ Muhamad Syahri Romdhon Beberapa karyawan sedang merakit mainan tradisional perahu klotok, yang dimiliki Pandi Kurtawi, di desa Jemaras, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jumat (19/9/2014). Mereka sedang kejar target untuk mengirimkan pesanan 1000 buah perahu ke Kalimantan.
Generasi III
Di rumah Pandi, setiap pagi hingga menjelang magrib, dia bersama karyawannya mengelola usaha pembuatan mainan tradisional itu. Usaha ini sudah memasuki generasi ke tiga dari usaha yang dimulai kakeknya puluhan tahun silam.

“Waduh, kalau ditanya kakek mulai tahun berapa, saya tidak bisa jawab, karena tidak banyak yang hafal tahun, dan juga lupa. Kalau saya sendiri mulai mandiri di sini sejak tahun 1984. Sampai hari ini, dan Insyallah seterusnya saya akan lestarikan usaha turun temurun ini,” jawab Pandi.

Namun, meski semangat tak pernah padam. Bahkan meski tersaingi dengan maraknya mainan plastik modern, perahu klotok-nya semakin meningkat permintaannya.

Namun, satu kendala yang dirasakannya adalah sumber daya manusia. Semua karyawan yang kini bekerja padanya adalah karyawan lama, tak ada yang baru. Selain itu, pembuatan mainan ini seluruhnya dilakukan secara tradisional dengan tangan.

KOMPAS TV/ Muhamad Syahri Romdhon Mainan tradisional perahu klotok, yang dimiliki Pandi Kurtawi, di desa Jemaras, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jumat (19/9/2014).
Mainan Anak
Perahu Klotok, adalah sebuah mainan replika perahu kecil, yang terbuat dari plat besi, atau seng. Satu per satu potongan seng disusun, dan dibentuk hingga menyerupai perahu atau kapal perang, lengkap dengan prajurit dan senjata di bagian depan.

Proses pembuatan selanjutnya, harus dilakukan pencucian agar bersih dari sisa penempelan, dan pembakaran, sekaligus dijemur agar lem lebih kuat. Pandipun tak lupa menugaskan tukang lukis untuk memberi warna yang dapat menarik selera anak-anak.

Saat hendak dimainkan di atas permukaan air, sebuah tempat yang sudah disediakan di dalam perahu, diberi minyak goreng dan dinyalakan. Air yang mendidih, dan mengeluarkan uap akan menghantarkan perahu hingga mengeluarkan bunyi “klotok-klotok”.

“Bahan bakarnya pun sangat sederhana, hanya minyak goreng dan korek api. Selama minyak goreng ada, perahu tidak akan berhenti,” kata Pandi.

Di sekitar tahun 1990 hingga 2000-an, perahu klotok menjadi salah satu mainan primadona, anak-anak kecil. Sebagian hanya dimainkan tunggal, sebagian besar untuk tanding tercepat dengan menaikan suhu panas.

“Selama masih ada ibu melahirkan, mainan perahu klotok tidak akan punah,” kata Pandi dengan nada optimistis. Terbukti, tiap kali perahu klotok ini dimainkan, dapat membuat anak-anak kecil tersenyum dan bahkan tertawa, karena senang melihat perahu klotok yang unik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com