Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3W 1H Menentukan Fokus Bisnis

Kompas.com - 23/09/2014, 10:02 WIB

KOMPAS.com -
Pada awal tahun 2000-an, Michael Dell pernah mengundang Prof. Mohan Sawhney ke tim direksi Dell untuk bicara soal strategi pemasaran. Selama dialog, Mohan menengarai bujet R&D Dell terbilang kecil- lebih kecil ketimbang perusahaan teknologi lainnya, seperti Microsoft, Hewlett-Packard, dan Intel. Sedikit mengherankan karena meski bujet kecil, tapi Dell bisa meraup mendongkrak pendapatan puluhan miliar.

Michael Dell punya alasan kuat. Menurut dia, perusahaan lebih memfokuskan diri pada rantai pasokan (supply chain) dalam bisnisnya ketimbang penelitian.

“Kami fokus pada dua kompetensi utama, yakni membuat komputer dan mendistribusikannya secara langsung ke pelanggan kami tanpa pihak perantara. Kami menang bukan dengan menjadi yang pertama di pasar dengan produk inovatif. Tetapi, kami menang dengan menjalankan rantai pasokan dan kanal distribusi yang efisien dan hemat ongkos,” kata Dell.

Pilihan pada dua kompetensi itulah yang oleh Mohan disebut dengan strategi fokus. Menurut Mohan, perusahaan harus menerapkan strategi lensa agar bisa menentukan fokus yang dikerjakannya. Lensa inilah yang membantu perusahaan memprioritaskan peluang-peluang yang mendatangkan pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth).

Tentunya, masing-masing perusahaan memiliki lensa (baca: fokus) yang berbeda. Dell mempunyai fokus yang berbeda dengan Microsoft, Samsung, maupun Hewlett-Packard. Lalu, bagaimana perusahaan bisa menentukan lensa/fokusnya masing-masing?

Mohan dalam bukunya berjudul “Fewer, Bigger, Bolder: From Mindless Expansion to Focused Growth” (2014), memaparkan empat dimensi fundamental bagi bisnis untuk menentukan fokus. Keempatnya adalah WHAT, HOW, WHERE, dan WHO. Masing-masing dimensi utama tersebut dibagi menjadi dua subdimensi yang lebih spesifik.

Dimensi WHAT mengacu pada apa yang ditawarkan perusahaan. Dimensi ini terdiri dari dua subdimensi, yakni produk dan merek perusahaan. Procter & Gamble, misalnya, memiliki merek perawatan mulut Crest yang menaungi produk sikat gigi, pasta gigi, dan pemutih.

Dimensi WHO mengacu pada orang-orang yang menjadi segmen dari produk perusahaan. Dimensi ini terdiri dari  dua unsur utama, yakni pelanggan dan mitra perusahaan. Microsoft membidik pelanggan dari segmen korporat, bisnis kecil, dan konsumen. Sementara, mitra bisnisnya datang dari integrator sistem, distributor, maupun vendor peranti lunak independen.

Dimensi WHERE mengacu pada wilayah geografi yang menjadi pasar atau tempat di mana perusahaan menjalankan bisnisnya. Microsoft memiliki lebih dari seratus wilayah pasarnya di seluruh dunia dan menggunakan beragam kanal, seperti jaringan penjualan langsung, peritel, OEM (equipment manufacturers), VARS (value-added ressellers), sampai kanal penjualan online.

Dimensi HOW merujuk pada proses dan cara operasional perusahaan dan mekanisme monetisasi. Proses ini meliputi seluruh sistem internal dalam mengelola pelanggan, keuangan, teknologi informasi, dan sebagainya. Mekanisme monetisasi meliputi penjualan produk, iklan, pendapatan berlangganan, maupun inovasi-inovasi terbaru seperti premium. Premium biasanya dilakukan dengan memberikan suatu layanan gratis kepada pelanggan. Namun, bila pelanggan ingin mendapatkan layanan yang lebih, mereka akan dikenai biaya.

Mohan menegaskan delapan dimensi spesifik di atas menjadi strategi perusahaan dalam menentukan fokusnya agar bisa mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan. Perusahaan bisa memilih fokus di dimensi mana saja yang sesuai dengan karakter, kompetensi, dan kekuatan kompetitif yang dimilikinya. Tak perlu menguasai semua wilayah karena hanya akan berujung pada ketidakfokusan dan pada akhirnya membuat perusahaan tidak lincah di pasar.
“Inilah kekuatan dari lensa atau fokus itu!” tandas Mohan. (Sigit Kurniawan, Marketeers)

Prof Mohan Sawhney akan bertandang kembali ke Indonesia dan akan memberikan seminar di Jakarta pada 16 Oktober mendatang. Guru New Wave Marketing dari Kellog School of Management ini akan memberikan seminar bertajuk “Fewer, Bigger, Bolder”. Tema ini diusung berdasarkan buku Sawhney terbaru yang ia tulis bersama Sanjay Khosla berjudul “Fewer, Bigger, Bolder: From Mindless Expansion to Focused Growth” terbitan Penguin Group tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com