Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Waspadai Kondisi Global

Kompas.com - 23/09/2014, 12:46 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan negara-negara berkembang akan menghadapi kondisi perekonomian yang tidak mudah dalam beberapa tahun ke depan. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan langkah konkret mengantisipasi keadaan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Carmen M. Reinhart dari Harvard Kennedy School dalam pidato kuncinya di acara International Seminar di Jakarta, Selasa (23/9/2014).

"Indonesia, seperti pemain besar di emerging market, berada di rough water. Kabar buruknya, lingkungan global berubah menjadi semakin buruk," ujar Reinhart.

Reinhart menambahkan, keadaan ini akan secara langsung menyerang defisit neraca berjalan di Indonesia. Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa salah satu kerapuhan Indonesia adalah kebergantungan pada utang eksternal. Karena itu, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada utang eksternal yang rentan dengan kondisi di luar negeri.

Pendapat Reinhart disambut oleh Menteri Keuangan RI, Chatib Basri. Seusai Reinhart menyampaikan pidato kuncinya, Chatib menyampaikan bahwa pemerintah pun sudah bergerak.

"Rp 27,9 triliun sudah dikurangin. Defisitnya masih sementara, makanya disebut postur sementara. Paling nggak, yang penting ada effort untuk ngurangin budget. Karena saya lihat risiko dari normalisasi itu ada. Kayak Reinhart ngomong kan dia bilang prepare for the rocking waters," ujarnya.

Chatib menambahkan, dalam kondisi seperti saat ini, pembiayaanIndonesia memang jangan sampai sangat tergantung pada pendanaan dari luar negeri.

"Karena kalau ada shock dari luar. Karena itu, defisitnya dikecilin. Kemudian dicari sumber pembiayaan dari domestik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com