Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut RNI Berharap Jokowi Tidak Membuat Kebijakan "Keblinger"

Kompas.com - 19/10/2014, 22:49 WIB
Tabita Diela

Penulis


INDRAMAYU, KOMPAS.com- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro berharap, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendatang tidak  meloloskan regulasi yang berpotensi merugikan petani lokal. Hal ini dia sampaikan sesuai acara perayaan hari jadi RNI di Desa Sukamulia, Kecamatan Tukgana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu (19/10/2014).

"Regulasi yang keblinger ini sepatutnya tidak diulang lagi oleh pemerintahan Jokowi-JK karena, sekali lagi, bahwa regulasi yang mengabaikan hati nurani dan mengabaikan hak petani tebu untuk eksis di dalam perniagaan gula nasional, itu bukan saja menghancurkan masa depan industri gula, lebih dari itu, itu akan mencabut martabat dan derajat kita agar bisa mandiri dan berketahanan pangan," ujarnya.

Ismed merujuk pada Kebijakan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, yang meloloskan hampir empat juta ton lebih gula rafinasi masuk menguasai pasar gula nasional. Ismed pun tidak setuju bila masuknya gula rafinasi disebut sebagai "rembesan" karena jumlahnya yang sudah terlalu besar.

"Omong kosong kalau dikatakan bahwa itu hanya sekedar rembesan. Itu bukan rembesan. Itu sudah merupakan take over, merupakan penggantian peran gula tebu petani nasional menjadi gula rafinasi yang diimpor oleh kartel dan pemburu rente," ujarnya.

Karena itu, Ismed menekankan pada Presiden dan Wakil Presiden Baru agar sesegera mungkin setelah pelantikan melakukan moratorium kepada gula rafinasi. Menurutnya, mereka tidak butuh waktu lama untuk melakukan moratorium tersebut.

"Gula rafinasi itu harus diberikan ijin untuk impor kembali jika gula rafinasi yang ada pasar dari Sabang sampai Merauke itu tidak ada lagi di pasar tradisional. Karena faktanya sekarang ini gula tebu tidak bisa beredar di pasar tradisional karena apa, semua dikuasai oleh gula rafinasi," katanya.

baca juga: Gula Menumpuk di Gudang, Dirut RNI Tuding Gita Wirjawan Jadi Penyebab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com