Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Swasembada Pangan Gagal

Kompas.com - 21/10/2014, 12:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Program swasembada pangan yang diusung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan gagal. Hampir semua komoditas pangan yang ditargetkan bisa swasembada, seperti beras, jagung, dan kedelai dipastikan sulit tercapai.

Haryono, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) mengatakan bahwa masih banyak persoalan klasik yang membelenggu produksi tanaman pangan nasional. Itu sebabnya, swasembada di sektor pertanian masih sulit terealisasi. "Tata air belum baik, distribusi dan mobilisasi sumber daya dan alat pertanian juga masih minim," terang Haryono, belum lama ini.

Di tambah, selama beberapa bulan terakhir, banyak lahan pertanian dilanda kekeringan karena musim kemarau. Kondisi ini membuat produksi pangan cenderung mengalami penurunan.
Kemtan mencatat, sejak Januari sampai September, areal tanaman padi yang mengalami kekeringan mencapai 132.975 hektare (ha). Jumlah itu melonjak dibandingkan tahun lalu yang hanya 37.461 ha.

Sementara kekeringan yang melanda areal tanaman jagung mencapai 12.459 ha. Angka itu juga meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya 8.070 ha. Adapun kekeringan lahan kedelai mencapai 1.685 ha, juga naik dari tahun lalu yang hanya 94 ha.

Selain dilanda kekeringan, juga marak serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman padi, jagung, dan kedelai.

Kondisi ini diperburuk dengan harga pokok penjualan (HPP) di tingkat petani yang masih terbilang rendah. Menurut Haryono, penetapan HPP komoditas pertanian harus menjadi perhatian Kemtan ke depan.

Haryono juga menilai, harus ada kerjasama dengan pemerintah daerah (Pemda) dalam menggenjot produksi pertanian. Jika Pemda aktif terlibat, maka infrastruktur yang selama ini menjadi kendala bukan mustahil dapat dibangun.

Selain itu, ketersediaan lahan juga menjadi prasyarat penting yang harus dipenuhi untuk bisa mencapai swasembada. Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), termasuk salah satu daerah yang aktif mencanangkan program perluasan lahan sawah.

Mulai tahun depan, Sulsel menargetkan bisa menambah lahan baru untuk persawahan hingga 400.000 ha. Sulsel berambisi menjadi penyangga pangan nasional setelah mengirim pasokan beras ke 21 provinsi di Indonesia.

Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulsel optimistis tahun ini daerahnya bisa surplus produksi beras hingga 3 juta ton. Surplus beras itu selanjutnya akan dikirim ke 21 provinsi di Indonesia. Selain beras, Sulsel juga mencanangkan swasembada produksi daging dan ikan. (Mona Tobing)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com