Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Ujian Pertama Kabinet Kerja

Kompas.com - 28/10/2014, 08:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ujian perdana telah menanti pemerintahan baru Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), yakni regulasi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Banyak yang menilai subsidi BBM sebagai bisul dan bahkan tumor bagi anggaran negara. Kenaikan harga BBM bersubsidi dipandang sebagai operasi pengangkatan tumor serta upaya penyehatan kembali anggaran negara.

Di sisi lain, efek kenaikan harga BBM, apalagi sampai Rp 3.000 per liter, bisa menjalar kemana-mana. Mulai dari lonjakan inflasi, kemiskinan bahkan masalah sosial. Boleh jadi lantaran ruwetnya urusan BBM bersubsidi, pemerintah baru tak mau terburu-buru memutuskannya.

Menko Ekonomi Perekonomian Sofyan Djalil, hanya berjanji, tim ekonomi kabinet baru segera membahas rencana kenaikan harga BBM. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, juga belum bisa memastikan waktu kenaikan harga BBM pada tahun ini atau tahun depan. "Kami ingin pertumbuhan ekonomi tak terkoreksi terlalu dalam," kata Bambang, kemarin.

Sejumlah ekonom menyarankan agar kenaikan harga BBM bersubsidi ditunda hingga awal tahun 2015. Pertimbangannya, lebih banyak mudarat daripada manfaatnya jika harga BBM naik 1 November 2014.

Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Aset Manajemen, misalnya, menghitung, jika harga BBM naik Rp 3.000 per liter, inflasi bertambah 3,5 persen. Untuk mengerem liarnya inflasi, pemerintah baru harus bisa memastikan kecukupan stok pangan, serta program sosial yang bisa mempertahankan daya beli masyarakat.

Tanpa langkah-langkah itu, daya beli masyarakat akan tergerus dan pertumbuhan ekonomi melemah. Padahal, tanpa kenaikan harga BBM pun, hitungan Lana, ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 5,1 persen-5,2 persen, jauh dari target sebesar 5,5 persen.

Alhasil, Lana dan Ekonom Indef, Eni Sri Hartati, menyarankan, awal tahun 2015 adalah waktu tepat menaikkan harga BBM. Dalam sisa terakhir tahun ini, pemerintah bisa mempersiapkan stok bahan pangan. "Jangan tergesa-gesa, ini ujian pertama bagi pemerintah baru. Kalau tidak lulus, kepercayaan runtuh," kata Lana, mengingatkan.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, berpendapat lain. Lebih baik harga BBM naik secepatnya. Memang, dampak kenaikan harga BBM tak berdampak positif bagi ekonomi tahun ini, malah bisa menggerus ekonomi. Tapi dampak positif terasa besar pada masa-masa mendatang. Anggaran negara lebih hemat, sehingga bisa dipakai membangun jalan, sekolah, bendungan, maupun membiayai program Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar. (Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati)

baca juga: "Kado" dari Jokowi-JK, BBM Naik mulai 1 November!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com