Hal itu dia sampaikan kepada wartawan usai serah terima jabatan dengan Muhamad Lutfi, Senin malam (27/10/2014). Rahmat yang juga sebagai pelaku usaha menceritakan, saat ini ekspor elektronik meningkat. Namun, seiring dengan hal itu, impor elektronik juga meningkat dasyat.
"Kenapa? Karena ternyata banyak produk yang diimpor dari China menggunakan merek lokal yang dibangun di dalam negeri," kata Rahmat.
Sebagai orang nomor satu di lembaga yang mengatur tata-niaga, Rahmat mengajak semua pemangku kepentingan untuk mempelajari hal tersebut. "Jangan sampai kebijakan perdagangan merugikan industri dalam negeri. Itu (industri elektonik) salah satu contoh. Apalagi di sektor pangan," ucap dia lagi.
Untuk sektor pangan, Rahmat akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan juga Kementerian Perindustrian guna mendorong industri di sektor tersebut.
Rahmat menjelaskan, sebagai negara besar yang dilimpahi kekayaan sumber daya alam, Indonesia wajib mengelola dengan membuat nilai tambah. Di sektor pangan, kata dia, orang selalu beranggapan bahwa Indonesia mengalami krisis pangan. Inilah yang kata Rahmat harus ditemukan pemecahannya.
"Bagaimana peran Kementerian Perdagangan untuk mendorong industri pangan? Harus ada koordinasi kuat antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pertanian, yang kuat. Apalagi kita mau masuki MEA. Kita harus memperkuat posisi Indonesia," tukas Rahmat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.