Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Susi Pudjiastuti Terima Tawaran Jabatan Menteri dari Jokowi

Kompas.com - 29/10/2014, 13:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan alasannya menerima tawaran sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di kabinet Jokowi-JK.

"Saya terima pekerjaan ini, dengan pengalaman saya 33 tahun di perikanan dan 10 tahun di penerbangan, mudah-mudahan bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik. Membangun ekonomi mandiri dan menumbuhkan kebanggaan diri Indonesia," ucap wanita yang tak menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas itu, Rabu (29/10/2014).

Susi yang juga seorang pengusaha lobster itu menyayangkan betapa potensi kelautan dan perikanan Indonesia masih kurang dioptimalkan. Angka ekspor Indonesia di sektor ini rendah. Padahal luas wilayah laut Indonesia sama dengan lima kali Thailand, dan berkali-kali lipat dari Malaysia.

Atas dasar itu, Susi mematok target dalam lima tahun ke depan adalah meningkatkan ekspor dan memaksimalkan potensi kelautan Indonesia. Kepada pegawai yang ada di auditorium KKP, Susi pun menantang mereka merealisasikan target tersebut. "Siap bekerja bersama saya?," tanya Susi. "Siaaaappp..," jawab ratusan pegawai KKP.

Susi, kepada pegawai KKP menyampaikan betapa dia sangat nyaman dengan lingkungan kerja di perusahaannya, Susi Air. "2 tahun terakhir di Susi Air semua profesional, kerja, kerja dan berlari cepat," ucap Susi.

Sejurus kemudian, Susi pun menyatakan keyakinannya bahwa pegawai KKP juga bisa bekerja dengan cepat dan profesional. Itu juga menjadi harapan Susi. "Saya yakin semua dari eselon 1, eselon 2 memberikan environment yang sama kepada saya," kata Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com