Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dirjen Pajak Harus Berani Berantas Mafia Pajak"

Kompas.com - 24/11/2014, 07:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengamat menyatakan sosok ideal direktur jenderal (dirjen) pajak harus memiliki integritas tinggi, jiwa kepemimpinan dan pendidikan memadai sehingga memiliki kompetensi dalam menentukan kebijakan perpajakan dan berani memberantas mafia pajak.

Pengamat pajak dari Perkumpulan Prakarsa Wiko Saputra misalnya, mengatakan tiga kriteria sosok ideal dirjen pajak yakni memiliki integritas, kompetensi dan mempunyai visi yang terukur dan jelas.

"Kita mencari sosok yang berintegritas tinggi agar mampu memberantas mafia pajak dan memperbaiki sistem pajak secara progresif," kata Wiko Saputra dalam diskusi Uneg-uneg Politik Anda dan Hendri Satrio di Jakarta, Minggu (23/11/2014).

Integritas calon itu, katanya, dapat dinilai dari beberapa cara seperti rekam jejak masing-masing calon terhadap prestasi dan karir pekerjaan yang dicapai.

Selain itu, calon dirjen pajak harus terbuka terkait harta kekayaannya sehingga dapat disesuaikan antara pendapatan dan jabatan yang dipegang sebelumnya. "Mereka (calon dirjen pajak) harus menyebutkan harta kekayaan," ujarnya.

Terkait kompetensi, katanya, seorang dirjen pajak harus ahli dalam bidang perpajakan, ekonomi dan hukum dengan memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai ditambah dengan pengalaman sehingga mampu memberantas mafia pajak.

Ia mengatakan, ada empat sektor rawan penghindaran dan pengemplangan pajak yaitu pertambangan, perkebunan atau kehutanan, properti dan jasa keuangan.

Wiko mengatakan hanya 500.000 perusahaan yang melaporkan pembayaran pajak dari total lima juta perusahaan yang ada di Indonesia.

"Perusahaan yang membayar pajak itu masih sangat sedikit, bahkan mereka tidak membayar pajak sesuai dengan aturan pajak," katanya.

Menurut dia, pemberantasan mafia pajak adalah tugas utama yang harus diselesaikan calon dirjen pajak, yang harus tercantum dalam visi jelas untuk memberantas mafia pajak dan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor perpajakan.

Ia mengatakan rasio pajak sebesar 12,3 persen setiap tahunnya cenderung stagnan ataupun turun, dimana sektor perpajakan menyumbang 78 persen terhadap penerimaan negara.

Wiko berharap calon dirjen pajak dapat berkomiten menaikkan rasio pajak hingga 16 atau 17 persen sehingga mampu mengoptimalkan penerimaan pajak. "Masih banyak potensi wajib pajak belum digarap," katanya.

Sementara itu ekonom dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Mangasa A Sipahutar mengatakan, seorang Dirjen Pajak harus memiliki pendidikan di atas rata-rata pegawai di lembaga itu sebagai modal kepemimpinan.

"Kepemimpinan bisa diperoleh kalau dia berpendidikan di atas rata-rata dari pegawai Direktorat Jenderal Pajak untuk punya power lebih tinggi," kata Mangasa A Sipahutar.

Menurut dia, pendidikan yang memadai membantu dirjen pajak memahami situasi ekonomi nasional, regional dan internasional untuk menentukan kebijakan pajak ke depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com