Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kunci untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan?

Kompas.com - 04/12/2014, 23:21 WIB
Tabita Diela

Penulis

SUBANG, KOMPAS.com - Salah satu target yang dicanangkan oleh Kabinet Kerja di bawah komando Presiden Joko Widodo adalah kedaulatan pangan. Namun, mewujudkan kedaulatan pangan tak cukup dengan pencanangan target semata.

"Kedaulatan pangan itu kata kuncinya ada pada konsistensi regulasi dari pemerintah sendiri. Pertanyaan saya, apakah konsistensi itu bisa dilakukan?" papar Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero, Ismed Hasan Putro, di Subang, Jawa Barat, Kamis (4/12/2014).

Berbicara di sela kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Pabrik Gula (PG) Subang milik PT PG Rajawali II, anak usaha PT RNI Persero di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Subang, Ismed mengatakan perlu ada langkah nyata yang dilakukan pemerintah lewat kementerian terkait untuk bisa mewujudkan target kedaulatan pangan itu.

Selain konsistensi pemerintah dalam mengimplementasikan regulasi, tutur Ismed, pemerintah juga harus mau merombak struktur pemerintahan dan sumber daya manusianya. Menurut dia, pemerintah harus betul-betul mendapatkan sumber daya manusia yang fokus pada kepentingan petani dan kepentingan nasional. 

 
"Apakah pemerintah mau, khususnya Pak Jokowi dan menteri yang ada merombak struktur dan juga SDM yang ada di kementerian masing-masing yang memiliki pola pikir tidak peduli pada petani dan kepentingan nasional. Itu dulu," tegas Ismed.

"Kalau para bawahan yang dipakai oleh menteri untuk membuat kebijakan regulasi terkait pangan amburadul, akan gagal seperti Pak SBY gagal (mewujudkan kedaulatan pangan selama) 10 tahun (menjadi Presiden)," imbuh Ismed. 

 
Ismed menambahkan, penyebab kegagalan mewujudkan kedaulatan pangan selama ini adalah karena ada oknum yang punya kepentingan mengejar rente dan tak punya keberanian untuk mengambil sikap tegas saat memilah kepentingan nasional. Padahal, ujar dia, ketika persoalan SDM ini saja dibenahi, impor pangan sudah akan bisa dihapus.
 
Sebelum membahas industri gula yang dia geluti, Ismed memberikan contoh persoalan cabai. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan belum akan mengeluarkan kebijakan impor cabai sekalipun harganya kerap melambung tinggi secara berkala.

Merujuk pada kasus cabai itu, Ismed mengatakan, "Semua sektor pertanian itu akan gagal jika regulasinya tidak konsisten dan SDM-nya tidak dirombak visinya, mindset-nya tidak dirombak, tidak akan (ada kedaulatan)."

"Cabai misalkan. Sekarang Pak Rachmat bilang tidak ada impor cabai walaupun kita kurang (pasokan). Akhirnya kan orang nanam. Itu, sama saja. Tebu juga begitu. Ketika pemerintah konsisten tidak ada impor gula, harus dari dalam negeri apapun yang terjadi, petani kan bersemangat harga gula akan naik," papar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com