Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kaji Ulang "Giant Sea Wall"

Kompas.com - 09/12/2014, 19:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau sering disebut Giant Sea Wall, dikaji ulang. Pemerintah pada rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Selasa (9/12/2014) menyebut perlu kajian terintegrasi untuk mewujukan proyek senilai Rp 500 triliun ini.

“Belum (ada kajian Giant Sea Wall), hanya sebuah kajian parsial. (Seharusnya dikaji pula) Bagaimana mengatasi masalah 13 sungai yang ada di DKI,” terang Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, kepada wartawan.

Untuk melakukan kajian ulang, Nasir mengusulkan ada perwakilan dari instansi dan semua kementerian terkait. Di antara kementerian dan instansi yang akan dilibatkan dalam badan tersebut yakni, Kementerian Ristek dan Dikti, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemprov Banten, Kementerian Keuangan, dan Bappenas.

Badan ini akan segera diusulkan kepada Menko Perekonomian Sofyan Djalil, pada pekan pertama Januari 2015. Diharapkan kajian selesai pada tiga bulan mendatang.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan usai mengikuti rapat menyebutkan meski dikaji ulang namun proyek ini tetap dilanjutkan. Tahap I, kata Aher, mau tidak mau harus diteruskan. Sebab, pembuatan tanggul ditujukan sebagai antisipasi banjir Jakarta. “Yang dikaji ulang tahap II dan tahap III,” ucap Aher.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menjelaskan, ada beberapa hal yang membutuhkan kajian ulang. Misalnya, air yang masuk ke kolam dari 13 sungai yang ada di Jakarta sangat penuh polutan

“Kita kan tahu sendiri 13 sungai yang di Jakarta itu kan pencemarannya tinggi, itu gimana treatment-nya. Yang pasti kajian strategis lingkungan hidupnya (Giant Sea Wall) belum ada. Padahal ini mega proyek, itu akan kita lakukan (kajian ulang),” kata Siti.

Selain soal daerah aliran sungai itu, Siti juga mengingatkan dampak pembangunan Giant Sea Wall untuk Banten dan Jawa Barat. “Material uruknya dari mana. Saya tadi hitung kira-kira 3 miliar meter kubik. Kalau 300 hektar terus dalamnya 10 meter, kan banyak (material yang dibutuhkan),” tukas Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com