Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Natal dan Tahun Baru, Mendag Sebut Stok Beras Nasional Aman

Kompas.com - 15/12/2014, 12:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel hari ini, Senin (15/12/2014) melakukan kunjungan ke gudang Perum Bulog Divre Bulog DKI Jakarta-Banten, untuk memantau ketersediaan beras menjelang natal 2014 dan tahun baru 2015.  Rachmat didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Perum Bulog, Budi Purwanto dan jajaran Kementerian Perdagangan, serta Bulog Divre Jakarta.

Rachmat menegaskan, pemerintah akan terus berupaya agar pasokan beras selalu tersedia di pasar. "Sehingga harga beras di pasar tetap stabil dan sebisa mungkin meminimalisasi terjadinya kenaikan harga," kata Rachmat.

Kementerian Perdagangan mencatat terjadi kenaikan harga beras yang signifikan di seluruh pasar-pasar di Indonesia, di mana rata-rata harga beras medium secara nasional saat ini dibandingkan minggu lalu naik 0,75 persen, dari Rp 9.274 per kilogram menjadi Rp 9.344 per kilogram. Namun harga beras medium di Jakarta tidak mengalami kenaikan, di Rp 9.640 per kilogram.

Kementerian Perdagangan melihat, gejala kenaikan harga beras ada di tingkat pedagang grosir Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di mana saat ini dibanding 1 Desember 2014, harga beras medium IR 64 I naik 3,3 persen, IR 64 II naik 3,53 persen, dan IR 64 III naik 3,7 persen.

"Stok beras di gudang-gudang Bulog cukup aman dan Kemendag juga telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk meredam kenaikan harga beras dengan terus melakukan Operasi Pasar (OP) di seluruh Indonesia, melalui surat kami kepada Perum Bulog 1278/M-DAG/SD/12/2014 tanggal 3 Desember 2014," ucap Rachmat.

Budi Purwanto mengatakan, secara umum stok di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 1,7 juta ton yang cukup untuk sekitar 7 bulan ke depan. Sementara itu realisasi penyaluran OP Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sudah mencapai 51.944 ton dimana sebanyak 3.360 ton dilakukan selama bulan Desember ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com