Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Rupiah Paling Melemah di Kawasan?

Kompas.com - 18/12/2014, 08:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Berdekatan tetapi berbeda "nasib". Ketika rupiah melemah 4,15 persen sepanjang 2014 (year to date), peso Filipina hanya turun nilainya sebesar 0,64 persen, demikian pula beberapa mata uang negara di kawasan. Kenapa bisa begitu?

“Filipina punya neraca transaksi berjalan surplus,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, di Jakarta, Rabu (17/12/2014), tentang perbedaan "nasib" di antara negara bertetangga yang nilai mata uangnya sama-sama melemah dibandingkan dollar AS ini.

“Jadi, kalau mau rupiah stabil, tingkatkan ekspor dan kurangi impor, karena kurs mencerminkan fundamental (ekonomi) kita,” imbuh Mirza. Selain peso Filipina, mata uang lain yang tak tergelincir cukup jauh nilai tukarnya adalah bath Thailand, yang turun 0,72 persen saja sepanjang 2014.

Bank Indonesia, beberapa waktu lalu, neraca transaksi berjalan kuartal III-2014 masih mencatatkan defisit sebesar 6,83 miliar dollar AS. Nominal defisit itu membaik dibandingkan angka pada kuartal II-2014 yang mencapai 8,68 miliar dollar AS, maupun kuartal III-2013 dengan defisit 8,635 miliar dollar AS.

Mirza menambahkan, meski pelemahan nilai tukar tak seburuk rubel Rusia, Bank Indonesia terus mencermati cadangan devisa yang per 28 November 2014 mencapai 111,4 miliar dollar AS.

Selain meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, Mirza mengatakan bergairahnya sektor pariwisata juga bisa menjadi alternatif solusi untuk mendatangkan tambahan devisa.

“Presiden Joko Widodo menargetkan kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) naik menjadi 25 juta orang. Ini adalah langkah benar untuk menaikkan cadev,” jelas Mirza.

Sebagai pembanding, Thailand punya cadangan devisa 153 miliar dollar AS, dan Malaysia sebesar 124 miliar dollar AS. “Rasio cadev terhadap PDB (pendapatan domestik bruto), Indonesia 13,5 persen, Thailand 41,1 persen, dan Malaysia 38 persen,” tandas Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com