Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Hadapi MEA, Ibarat Mike Tyson Lawan Ellyas Pical

Kompas.com - 19/12/2014, 10:09 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Semarang dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan mulai diberlakukan 2015 mendatang. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah pakan bagi peternak dan kendala kerusakan saluran irigasi untuk sektor pertanian.

Padahal di satu sisi, anggaran Pemerintah Kabupaten Semarang sangat terbatas untuk bisa mencukupi kebutuhan tersebut dalam waktu cepat. Sehingga dibutuhkan bantuan anggaran dari Pemerintah Pusat.

Hal itu terungkap dalam reses tahun sidang pertama anggota Komisi 4 DPR RI, Fadholi di Kabupaten Semarang, Kamis (18/12/2014) malam. 

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang, Agus Purwoko Jati, di sektor peternakan khususnya dirinya pesimistis produk asal hewan dari peternak di Kabupaten Semarang bisa berkompetisi dengan produk dari negara tetangga.

Dia melihat kualitas produk asal hewan dari para peternak lokal, belum maksimal memenuhi kategori prosuk yang aman, sehat, utuh dan halal (Asuh). Melihat kondisi tersebut, pihaknya mengusulkan agar pemerintah pusat lebih banyak lagi memberikan program pendampingan kepada para peternak.

“Saya agak pesimistis dengan kualitas produk asal hewan kita (menghadapi Mea). Sebagai orang lapangan, saya ibaratkan peternak kita ini ibarat Mike Tyson melawan Ellyas Pical, jadi fisik dan kelasnya sudah beda. (Produk) kita kenal double over cut, kita digebuki tapi tidak bisa membalas," ujar Agus.

Selain masalah kualitas produk asal hewan, sektor pertanian di Kabupaten Semarang saat ini juga mengalami darurat pakan. Menurut Agus, kebutuhan pakan untuk ternak sangat tinggi, sedangkan harga pakan masih mahal. Sehingga petani kesulitan dalam mendongkrat kualitas ternak.

"Jadi yang dibutuhkan untuk peningkatkan produktifitas baik perikanan maupun peternakan adalah (subsidi) bantuan pakan,” imbuh Agus.

Sementara itu dari sektor pertanian, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang, Urip Triyogo menyampaikan bahwa banyak jaringan irigasi pertanian hampir di seluruh wilayah Kabupaten Semarang mengalami kerusakan. Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala untuk peningkatakan produksi pertanian.

“Saluran irigasi pertanian itu banyak yang rusak dan butuh segera perbaikan. Padahal dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki saluran irigasi yang jumlahnya sangat banyak itu. Harapannya dengan perbaikan tersebut akan meningkatkan hasil pertanian,” imbuh Urip.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi 4 DPR RI, Fadholi mengatakan, pihaknya datang ke Kabupaten Semarang untuk melihat langsung kondisi pertanian dan peternakan secara langsung. Selanjutnya dapat dibuat rencana program pengembangan dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat.

“Banyak hal-hal yang harus segera diperbaiki untuk produktivitas petani dan peternak. Persoalan yang dihadapi ada persoalan infrastruktur dan perlunya pendampingan, sehingga dapat meningkatkan kualitasnya. Itulah yang akan kita dorong dari pemerintah pusat untuk diperhatikan dan segera ditindaklanjuti,” kata Fadoli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com