Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Jangan Takut Disebut Bangsa Barbar

Kompas.com - 05/01/2015, 18:17 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik pencurian ikan oleh kapal asing di laut Indonesia benar-benar membuat Menteri Kelutan dan Perikanan Susi Pudjiastuti jengkel. Baginya, tak ada kata hubungan bilateral bagi kapal-kapal asing ilegal "pengeruk" ikan.

"Di sini tidak ada urusan bilateral, ini urusan undang-undang negeri Indonesia," ujar Susi di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (5/1/2014).

Susi menjelaskan, di belahan dunia mana pun tidak ada negara yang memperbolehkan kapal asing mengambil ikan di wilayahnya. Jadi, hanya di Indonesia kapal-kapal asing bisa seenaknya mengambil ikan di laut. Oleh karena itulah Susi membuat kebijakan yang tegas yaitu dengan menenggelamkan kapal-kapal asing penangkap ikan tersebut.

Baginya, ketegasan tersebut bukanlah cermin bangsa yang barbar melainkan bangsa yang berdaulat. "Pengusaha protes ya, tapi diplomat (negara lain) gak bisa protes, dan tidak usah takut. Tidak usah usah kita ini disebut bangsa barbar. Loh orang TKI (tenaga kerja Indonesia) kita di pulang kan begitu saja kok," kata Susi.

Bahkan, kata dia, pada bulan Desember lalu Vietnam sempat meminta perlindungan 1.928 kapalnya, dengan 13.000 anak buah kapal (ABK) asal Vietnam di laut Natuna. "Bayangkan sebenarnya besar Vietnam tapi punya kapal 1.928 di sini. Bayangkan (berapa banyak) kapal Cina atau Thailand," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com