Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Sering Komplain, Wapres Berharap "BI Rate" Turun

Kompas.com - 17/01/2015, 00:36 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa pemerintah berharap suku bunga acuan atau BI rate bisa diturunkan tahun depan. Ia bersyukur bulan ini Bank Indonesia tidak menaikan BI rate.

"Banyak hal yang perlu dilakukan, di BI, ini tidak naik BI rate-nya. Saya suka komplain, mudah-mudahan tahun depan bisa turun. Karena bank suka minta sinyal pemerintah," kata Kalla ketika menghadiri Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2015 di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Bulan ini, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan pada angka 7,75 persen. BI Rate tetap dengan suku bunga lending facility dan deposit facility masing-masing 8 persen dan 5,75 persen. Terkait hal ini, Kalla berpesan agar pelaku sektor keuangan tidak hanya berorientasi kepada inflasi, namun juga menargetkan pada pertumbuhan ekonomi.

"Karena kadang sulit, defisit, macam-macam, tapi kita bisa tumbuh lima persen. Jadi perbaiki saja budget dan kebijakan, masak tidak bisa tumbuh tujuh persen?" ucap Kalla.

Ia mengatakan, bank bisa memberikan kemakmuran namun juga memberikan masalah. Kalla mengingatkan gejolak 1998 akibat krisis moneter dan perbankan. Agar kesalahan di masa lalu tak terulang, pemerintah kini memperketat aturan perbankan.

"Meskipun saya sering katakan itu setiap langkah minta payung hukum walaupun tidak ada hujan minta payung juga. Kita ingin kecilkan itu," ucap dia.

Kalla juga menyampaikan bahwa mengelola keuangan negara mirip dengan mengelola perusahaaan. Jika perusahaan sedang dalam masa sulit, maka ada dua jalan yang harus dilakukan yakni mengurangi beban perusahaan atau menaikkan penghasilan perusahaan.

"Begitu pun dengan negara, kurangi cost-nya, gajinya pegawai, kita cut-cut juga. Memang ada yang sakit, naikkan pendapatan, kurangi subdisidi, naikan pajak sedikit, disiplinkan pajak," papar Kalla.

Politikus Partai Golkar ini juga menyindir kebijakan masa lalu yang diputuskan pemerintahan sebelumnya. Jika pemerintah sebelumnya lambat mengambil keputusan, pemerintah sekarang berupaya untuk melakukan percepatan di segala lini. Salah satu caranya dengan melakukan penyederhanaan birokrasi perizinan. "Dulu untuk investasi lisrik butuh paling tidak tahun, sekarang 30 hari," kata Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com