Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Raup Jutaan Rupiah Sehari Saat Musim Hujan

Kompas.com - 19/01/2015, 12:37 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Desember tahun lalu, sejumlah wilayah di Indonesia diguyur hujan terus-menerus. Musim hujan ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir Januari nanti, bahkan, di Jakarta, banjir diprediksi akan merendam sejumlah wilayah pada tanggal 20 Januari nanti.

Bagi sejumlah orang, keadaan ini menjadi momok tersendiri. Terlebih lagi, hujan terkadang datang tidak menentu, seperti saat matahari sedang terik-teriknya. Di sisi lain, musim hujan ternyata membawa berkah bagi sejumlah orang di Jakarta.

Salah satunya adalah Taseli (55), seorang penjaja jas hujan di kawasan Tendean, Jakarta Selatan. Saat musim hujan seperti ini, pria yang telah berjualan jas hujan sejak tahun 1990-an ini bisa menjual hingga 40 potong per hari.

"Kalau hujannya dari pagi, saya bisa dapat banyak. Kemudian kalau non-stop hujannya, sehari saya bisa dapat 2 kodi (40 potong)," ujar Taseli kepada Kompas.com, Rabu (14/1/2015) lalu. Ia menjajakan jualannya dengan sepeda tua.

Harga jas hujan yang dijual Taseli mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 40.000, dengan jenis ponco, kalong, hingga baju-celana. Menurut dia, dalam kondisi cuaca yang tak menentu, jas hujan jenis baju-celanalah yang paling laris.

Jika rata-rata harga jual jas hujan Rp 32.500, lalu dikalikan 40 potong per hari, maka omzet yang diperoleh Pak Taseli bisa mencapai Rp 1 juta sehari.

Begitu juga dengan Siti Hafsiah (40) yang telah memproduksi jas hujan sejak 17 tahun lalu. Siti mengakui, saat musim panas, ia hanya bisa menjual 2-3 jas hujan.

"Kalau musim panas itu hitungannya tidak sehari, tetapi bisa mingguan, bahkan bulanan baru ada yang beli. Sebulan 2-3 biji saja sudah alhamdulillah. Nah, kalau musim hujan, omzetnya baru kelihatan," ujar perempuan tersebut sambil menyusun jas hujan produksinya ke dalam kemasan.

Sebagai produsen, sudah barang tentu Siti meraup omzet yang lebih besar dari penjualan jas hujan. Saat musim hujan, dia bisa menjual 30-40 potong per hari (rata-rata 35 potong). Dari jas hujan dengan harga Rp 10.000-Rp 200.000, yang paling laris di tokonya adalah jenis baju-celana berharga Rp 55.000. Siti pun bisa meraup omzet hingga Rp 2 juta sehari.

"Kalau musim hujan bisa laku 30-40 potong sehari. Delapan puluh persen dari jas hujan dengan harga Rp 55.000," jawab Siti kepada Kompas.com.

Taseli mengatakan, dia memang menyukai musim hujan. Selain menguntungkan, dia tak perlu lagi menganggur saat musim panas. Walau begitu, ia tidak berharap hujan akan terus-menerus datang karena kondisi badannya yang sudah tak kuat.

"Kalau kita (penjual jas hujan) sih inginnya terus-terusan hujan karena bisa jualan terus, tetapi kan tidak mungkin dong. Lagi pula, kalau hujan terus, badan saya sudah tidak kuat lagi," ujar Taseli, yang lalu tertawa kecil.

Tampaknya, keinginan Taseli untuk terus hujan akan terwujud. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam lamannya mengatakan, kawasan Jabodetabek berpotensi hujan ringan hingga sedang sampai akhir Januari 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com