Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM: Akan Ada Keleluasaan kalau Freeport Mau Bangun "Smelter" di Papua

Kompas.com - 02/02/2015, 22:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin agar PT Freeport Indonesia mau membangun smelter di Papua. Sudirman pun menjanjikan keleluasaan waktu bagi perusahaan tambang emas itu apabila mau mendirikan smelter di Papua.

"Tentu ada pengertian, kalau dibangun di Papua, kita mesti memberi keleluasaan karena membangun listrik dan industri pendukung memerlukan waktu. Namun, pesannya kami terima, dan akan dijadikan bekal untuk melanjutkan negosiasi dengan Freeport karena proses negosiasi ini sedang berlangsung," ujar Sudirman di Istana Kepresidenan, Senin (2/2/2015).

Sudirman mengaku belum mengetahui apakah Freeport kesulitan membangun pabrik di Papua karena biaya pembangunan infrastruktur yang membengkak. Hingga saat ini, kata dia, belum ada studi perbandingan yang memperlihatkan biaya pembangunan smelter di Gresik dan Papua.

"Kami punya waktu 6 bulan. Yang pasti harus diyakinkan adalah manfaat sebesar-besarnya bagi republik," ucap Sudirman.

Presiden Joko Widodo, lanjutnya, juga sudah meminta para menteri untuk mengutamakan kepentingan rakyat dalam proses negosiasi dengan Freeport. Mengenai nota kesepahaman (MoU) yang beberapa pekan lalu ditandatangani, Sudirman menjelaskan bahwa hal itu tidak terkait dengan kontrak kerja.

Namun, MoU itu merupakan platform atau sarana untuk bernegosiasi antara pemerintah dan Freeport.

"Kami tegaskan bahwa MoU tidak lebih dari platform atau sarana untuk negosiasi. Tidak lebih dari urusan dengan ekspor. Sementara itu, izin ekspor diberikan sejak dulu, dasarnya Permen 1/2014. Peraturan dasarnya adalah PP 1/2014 yang merupakan turunan dari UU Nomor 4 Tahun 2009. Jadi, kami menggunakan dasar hukum itu. Bahwa setelah ditelisik memang ada yang perlu diluruskan, itu tugas kami untuk meluruskan,” kata dia.

Sudirman lebih lanjut menuturkan, pemerintah juga tengah lakukan kajian terhadap kemungkinan bahwa Freeport bisa lebih banyak berperan serta dalam pembangunan di Bumi Cenderawasih. Dia membuka opsi apabila seluruh pembangunan Papua didapat dari Freeport.

"Kami harus berusaha supaya dana yang tersedia rata-rata Rp 10 triliun-Rp 15 triliun setahun. Namun, menurut hitungan, dana APBN yang dikirim ke Papua lebih dari itu. Apakah bisa seluruh kebutuhan pembangunan Papua kita dapatkan dari Freeport, itu salah satu yang harus kita upayakan," imbuh Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com