Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tol Laut Efektif, Pemerintah Diminta Menyusun Neraca Komoditas

Kompas.com - 10/02/2015, 20:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep tol laut Joko Widodo dinilai masih belum akan efektif, jika pemerintah tidak mempersiapkan neraca komoditas.

Dalam diskusi dengan Wakil Ketua DPD-RI, Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, selama ini impor lebih dipilih sebab mendatangkan barang-barang dari daerah lebih mahal ketimbang dari luar negeri.

"Kenapa kita lebih suka impor, sebab rasio biaya logistik nasional terhadap PDB masih tinggi," ucap Enny, Selasa (10/2/2015).

Pemerintah dalam Rencana Kerja Pemerintah 2015 menargetkan, biaya logistik diturunkan menjadi 23,6 persen dari PDB. Enny bilang, salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk itu adalah menyediakan neraca komoditas di tiap-tiap daerah.

Menurut dia, kalau masing-masing daerah mempunyai neraca komoditas, maka barang-barang menjadi mudah dipertukarkan. Apalagi ke depan, konektivitas dengan tol laut makin lancar. "Kalau neraca komoditas ini tidak ada bagaimana kita yakin tol laut ini akan efektif untuk menekan biaya dan menggerakkan ekonomi?" kata Enny.

Terkait dengan konektivitas, dia juga menyoroti soal waktu tunggu kapal (dwelling time) yang masih lama di pelabuhan-pelabuhan utama, seperti di Tanjung Priok. Dalam RKP 2015, dwelling time ditargerkan 5-6 hari.

"Di Priok ini, dwelling time karena problem infrastruktur atau ketidakpastian otoritas? Apakah kalau dibangun infrastruktur di sana bisa menyudahi masalah dwelling time?" ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com