Mendengar kabar itu, CEO Qatar Airways, Akbar al-Baker marah bukan kepalang. Kepada CNN dan dikutip AFP, Rabu (18/2/2015) menuturkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya itu tidak menerapkan kebijakan tersebut. "Itu tidak benar, itu semua bullsh*t," tutur al Baker.
Sebelumnya, kabar tersebut dirilis oleh International Transport Workers' Federation (ITF) pada 2013. Namun informasi itu kembali mengemuka ketika Washington Post edisi cetak kembali menayangkan kabar larangan menikah bagi pramugari Qatar Airways.
Dalam informasinya, ITF mengklaim bahwa maskapai yang berbasis di Doha itu mensyaratkan seluruh staf perempuannya "mengajukan izin kepada perusahaan saat akan menikah". Laporan ITF juga menyebutkan bahwa Qatar Airways mengesampingkan hak karyawan untuk hamil, karena hal itu dinilai melanggar kontrak.
Selain Qatar, ITF menyebut maskapai lain dari negara kawasan Teluk Persia, yaitu Etihad dan Emirates yang memberlakukan kebijakan yang sama. Akan tetapi, kebijakan Qatar Airways tercatat yang paling buruk. "Rumor yang digulirkan itu tidak benar," lanjut al-Baker. Hingga saat ini, Qatar tercatat mempekerjakan lebih dari 19.000 karyawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.