Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Apa Kabar Repatriasi Devisa Eksportir CPO?

Kompas.com - 28/02/2015, 09:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali memunculkan pertanyaan seputar keseriusan eksportir merepatriasi devisa hasil ekspor ke Indonesia.

Salah satu sektor yang memberikan devisa cukup banyak bagi Indonesia adalah industri kelapa sawit. Dengan porsi ekspor sebesar 70 persen dari keseluruhan hasil produksi CPO, industri ini mendulang devisa yang cukup besar.

Namun demikian, apakah pelaku industri ini benar-benar membawa devisa hasil ekspor itu ke dalam negeri?

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyanto menuturkan, ada banyak hal yang seharusnya menjadi pertimbangan pemerintah sebelum memaksa eksportir kelapa sawit merepatriasi devisa hasil ekspornya.

"Masalah perpajakan, kemudian insentif, itu yang perlu ditinjau dengan matang oleh pemerintah terkait dengan kewajiban repatriasi devisa hasil ekspor," ujarnya usai Munas GAPKI ke IX, Jumat (27/2/2015).

Menurut dia, harusnya ada kebijakan yang komprehensif agar eksportir secara suka rela membawa devisa hasil ekspor ke Indonesia. Dengan demikian, pasokan valuta asing (valas) tersebut bisa membantu stabilitas nilai tukar rupiah.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Jumat (27/2/2015) terus melemah dan hampir menyentuh level Rp 13.000 per dollar AS, tepatnya di Rp 12.836 per dollar.

Sebelumnya, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/20/PBI/2011 mengenai penerimaan devisa hasil ekspor. Bank sentral menerbitkan beleid tersebut guna memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dengan meningkatkan kesinambungan pasokan valuta asing serta mengurangi ketergantungan pada dana asing jangka pendek.

Kebijakan yang berlaku mulai 2 Januari 2012 itu mewajibkan para eksportir membawa devisa hasil eskpor ke dalam negeri selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal pemberitahuan ekspor barang (PEB).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com