Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Anjlok, Pimpinan DPR Khawatir Krisis 1998 Terulang

Kompas.com - 06/03/2015, 20:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta pemerintah segera mengantisipasi melemahnya rupiah, yang kini mencapai Rp 13.000 per Dolar AS. Jika rupiah terus anjlok ke angka Rp 15.000 per Dolar AS, Taufik khawatir krisis moneter seperti yang terjadi pada tahun 1998 akan kembali terulang.

"Pada saat 1998 juga Rp13 ribu, jangan sampai lebih dari Rp15 ribu, wah bahaya itu. Kita ini kadang-kadang menganggap biasa, nanti lama-lama kita menjadi shock pasar, market shock jangan sampai terjadi rush (kepanikan besar-besaran). Ini yang bahaya," kata Taufik di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (6/3/2015).

Taufik mengatakan, perlu diwaspadai juga mengenai gini ratio atau kesenjangan kemiskinan di Indonesia saat ini yang telah memasuki angka sekitar 4.1. Menurut dia, gini ratio itu terbilang memasuki angka rawan.

"Gini ratio itu di atas 4 sudah harus bahaya. Di Timur Tengah gini ratio 4.4 sudah langsung terjadi krisis konflik sosial itu. Di Indonesia ini, sekitar 4.1 hampir mendekati, ini yang harus diwaspadai," kata politisi PAN itu.

Bank Indonesia bersama seluruh kementerian dan lembaga yang membidangi ekonomi, menurut dia, harus serius menyikapi persoalan ini. Sebab, meskipun merosotnya rupiah terkait dengan masalah eksternal, namun nilai rupiah terpantau jauh lebih rendah daripada nilai mata uang lain.

"Lainnya mungkin hanya nol koma sekian, tiga koma sekian, sedangkan rupiah ini kan minus empat koma sekian, ini yang perlu dicermati dan kita harapkan aspek sektor riil ini harus kita tingkatkan lagi," ucap Taufik.      

"Jangan sampai aspek kesenjangan disparitas ini, kesenjangan sosial dari si kaya dengan si miskin semakin melebar, gini rationya semakin tinggi, nilai rupiahnya semakin besar," tambahnya.

Rupiah anjlok

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih dibayangi pelemahan pada perdagangan Jumat (6/3/2014) ini. Di pasar spot seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka melemah ke posisi Rp 13.007 per dollar AS, dibanding penutupan kemarin pada 12.990. Namun hingga sekitar pukul 08.30 WIB, rupiah berhasil merangkak naik ke level 12.980.

Laju mata uang Garuda masih rawan melemah seiring belum adanya sentimen positif di tengah penguatan indeks dollar AS. Meski dikabarkan bahwa Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi, namun menurut riset NH Korindo Securities, hal itu tidak banyak berpengaruh pada peningkatan laju rupiah.

Selain itu, pernyataan dari BI maupun pemerintah yang terkesan tidak terlalu khawatir dengan pelemahan rupiah justru turut mendukung mata uang Garuda semakin melemah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com