Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kementerian Belum Berkoordinasi soal KA Bandara Halim - Soetta

Kompas.com - 09/03/2015, 18:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku belum berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman terkait proyek pembangunan Kereta Api Bandara Halim- Soetta (Soekarno-Hatta).  Sampai saat ini proyek tersebut belum berubah, pembangunannya tetap akan diserahkan ke pihak swasta. "Jadi ini swata, belum ada koordinasi dengan Kemenko Maritim, saat ini masih swasta," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko di Jakarta, Senin (9/3/2015).

Pernyataan Hermanto itu sekaligus membantah spekulasi bahwa proyek tersebut akan diambil alih pemerintah. Sementara, pengerjaan proyek dari Stasiun Batu Ceper ke Bandara Soetta sekitar 12 km akan dimulai tahun ini. Diharapkan, dalam tempo satu setengah tahun, jalur itu bisa dioperasikan. "Operasionalnya dari Manggarai, Tanah Abang, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper belok kiri ke Bandara, ya sekitar 40 menit dari Stasiun Sudirman," kata Hermanto.

Dari catatan Kompas.com, pada pertengahan tahun 2014 lalu, ada sekitar 19 calon investor yang tertarik menggarap KA Express Bandara Halim-Soetta. Dari jumlah tersebut, Kemenhub mengatakan bahwa mayoritas calon investor berasal dari luar negeri di antaranya Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.

Namun, salah satu investor Indonesia yaitu Lion Group menyatakan mundur pada Juni 2014. Alasannya, Lion Group menilai pembebasan lahan proyek kereta ekspres tidak realistis jika dihitung secara bisnis. Apalagi, menurut pihak Lion, dana yang diperlukan untuk pembebasan lahan cukup besar sehingga dikhawatirkan akan memakan waktu yang lama.

Selain itu, Lion juga keberatan karena investor wajib bekerja sama dengan operator KA dalam negeri yaitu KAI untuk operasional proyek tersebut. Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, mengenai pembiayaan Proyek KA Halim-Soetta akan digunakan skema kerja sama pemerintah swasta (KPS). Dalam skema itu, porsi swasta nantinya diharapkan sebesar 49 persen dan sisanya pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com