Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Proyek Perhubungan Tak Layak

Kompas.com - 09/03/2015, 20:29 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, dari 500 proyek pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, sekitar 20 persennya atau 100 proyek dinilai tak layak. Kemenhub pun akan segera melakukan evaluasi berbagai proyek tersebut. "Seperti diketahui meski anggaran dari APBN 2015 sudah dialokasikan,  Pak Menteri (Ignasius Jonan) perintahkan harus dievaluasi dulu sebelum dikontrak, 'ini gimana orang sudah dianggarkan? Aku gak perduli'," ujar Kepala Balitbang Kemenhub Elly Sinaga sembari menirukan ucapan Jonan, Jakarta, Senin (9/3/2015).

Dia menjelaskan, ketidaklayakan 100 proyek itu disebabkan karena berbagai hal. Di antaranya,  tidak memiliki rencana induk yang baik, tak memenuhi syarat administrasi, sampai belum memiliki rencana operasional yang mendukung.

Saat ditanya sektor mana saja yang paling banyak proyek pembangunan yang tak layak, Elly menjawab semua sektor perhubungan relatif sama. Di sektor laut misalnya, ada proyek pembangunan pelabuhan yang dinyatakan tak layak. Selain itu, sektor perhubungan udara, darat, perkeretaapian, dan pengembangan SDM juga merata menyumbang ke otak yang tak layak. "Harus dievaluasi dulu sebelum dikontrak, lebih baik tidak diserap DIPA, daripada implentasinya salah,” kata Elly.

Sebelumnya, Jonan meminta Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub (Balitbang) untuk melakukan peninjauan ulang menyeluruh terhadap berbagai proyek pembangunan infrastruktur perhubungan di seluruh Indonesia. Dia khawatir banyak proyek pembangunan yang asal bangun tanpa perencanaan yang baik. Hal itu ditemukan Jonan saat meninjau langsung Pelabuhan Sofifi di Maluku Utara. "Pelabuhan cukup besar, tapi akses jalan mirip ke kampung. Mungkin jalan kelas empat. Saya enggak tahu perencanaan kaya gimana. Saya bilang Pelabuhan Sofifi itu pelabuhan ikan, bukan untuk pelabuhan manusia karena kapal cuma satu," ucap dia.

"Saya minta Balitbang review lagi. Review, review. Kalo perlu ke lapangan, ke lapangan," kata mantan Dirut KAI itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com