Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Mata Uang Paling Berisiko

Kompas.com - 10/03/2015, 10:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Penguatan dollar AS sejak musim panas lalu telah mendorong indeks mata uang negeri Paman Sam itu di level tertinggi selama 11 tahun. Data tenaga kerja AS yang kuat dan indikasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga mendorong dollar AS makin perkasa terhadap mata uang dunia lainnya.

Analis memperingatkan, beberapa mata uang di Asia yang rentan mengalami pelemahan. Rupiah menjadi mata uang yang paling berisiko untuk melemah dengan kebijakan bank sentral AS itu. Selain itu, investor juga harus memasang  mata terhadap dollar Taiwan.

CNBC menyebutkan, kebijakan mengejutkan dari Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin untuk kali pertama sejak 2011, membalikkan momentum euforia terpilihnya Presiden Joko Widodo.  Rupiah melorot 1,8 persen sejak bank sentral  memangkas BI rate menjadi 7,5 persen pada pertengahan Februari lalu.

“Kebijakan moneter yang mengejutkan dari Bank Indonesia, tampaknya tidak mendukung mata uang (rupiah), yang terus melemah,” sebut Barclays seperti dikutip dari CNBC.com, Selasa (10/3/2015).

Jason Daw dari Societe General pun melihat untuk kawasan Asia, Indonesia merupakan negara yang paling rentan terhadap pelarian modal.

Selain itu, Indonesia juga bermasalah dengan defisit neraca. Melebarnya defisit transaksi mulai nampak 2013 ketika kali pertama Fed menyinggung soal gagasan mengurangi pelonggaran kuantitatif.

"Selain itu, kemungkinan the Fed bakal menaikkan suku bunga acuan pada Juni juga berpotensi semakin menekan rupiah," sebut Barclays.

baca juga: Presiden dan Kurs Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com