Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Tak Pusingkan Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 12/03/2015, 15:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia Tbk mengaku tak menghadapi masalah serius, menyusul melemahnya rupiah hingga menembus Rp 13.000 per dollar AS. Maskapai BUMN ini mengaku telah melakukan lindung nilai atas valas dan BBM.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan sebelumnya perseroan telah mengantisipasi pelemahan rupiah. "Asumsi bisnis Garuda di tahun 2015, kami menggunakan asumsi kurs Rp 13.000 per dollar AS dan fuel price 75 sen dollar AS per liter," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2015).

Dia juga mengungkapkan, agar asumsi itu tepat, perseroan juga telah melakukan cross currency swap dan hedging harga BBM.

Sebelumnya, Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) khawatir nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS semakin tak terkendali. Pasalnya, saat ini nilai tukar rupiah terus merosot di angka Rp 13.000 per dollar AS.

"(Kalau) Rupiah nanti Rp 13.500 per dollar AS, itu yang kami takutkan," ujar Sekretaris Jenderal INACA Tengku Burhanuddin di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Dia menjelaskan, pelemahan rupiah jelas akan berdampak langsung kepada biaya produksi maskapai. Pasalnya, salah satu komponen biaya produksi, yaitu suku cadang, harganya pasti akan naik karena saat ini masih tergantung impor.

Menurut Tengku, saat biaya suku cadang atau komponen pesawat nasional menyumbang 40 persen dari biaya produksi maskapai. Oleh karena itu, dampak kenaikan harga suku cadang akibat nilai tukar, akan membuat biaya produksi membengkak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com