Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan: Kalau Swasta Mau Bangun Kereta Cepat, Boleh Saja

Kompas.com - 25/03/2015, 21:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyampaikan bahwa rencana proyek kereta api cepat (shinkansen) bisa direalisasikan asal tidak menggunakan dana APBN. Jonan membuka pintu bagi pihak swasta yang berminat berinvestasi pada proyek tersebut.

"Jadi begini, dibatalkan itu kalau menggunakan APBN. Tapi kalau mau swasta bangun kereta cepat, boleh saja," kata Jonan, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Sejauh ini, menurut dia, belum ada tawaran dari pihak swasta untuk berkontribusi menggarap proyek itu. Tahun lalu, ketika Susilo Bambang Yudhoyono masih menjabat Presiden, Indonesia menerima dana hibah dari Pemerintah Jepang sebesar 15 juta dollar AS untuk studi kelayakan proyek Shinkansen Jakarta-Bandung.

Studi kelayakan berlangsung selama dua tahap. Tahap pertama mulai 28 Januari 2014 hingga April 2015 untuk membahas perencanaan dasar kereta peluru tersebut. Tahap kedua berlangsung dari April 2015 hingga Desember 2015 guna menggodok detail kalkulasi biaya pembangunannya. Perkiraan awal, proyek kereta kilat ini akan membutuhkan investasi hingga Rp 56 triliun. Dana tersebut termasuk untuk membangun jalur kereta sepanjang 133 kilometer dan pengadaan kereta cepatnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Jepang 16 Maret 2015, Wakil Presiden Jusuf Kalla  mengklarifikasi mengenai proyek-proyek investor Jepang yang disebut-sebut akan dihentikan, termasuk proyek shinkansen. Menurut dia, proyek kereta peluru ini akan dikaji lebih dalam lagi.

"Sedangkan untuk proyek pelabuhan Cilamaya tetap jalan dan bahkan presiden maupun saya sudah sepakat untuk terus menjalankan proyek tersebut. Namun untuk lokasinya memang perlu digeser beberapa kilometer agar tak berbenturan dengan pipa-pipa Pertamina," kata Kalla, ketika itu.

Sejak awal, atau ketika masih menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Jonan menolak proyek shinkansewn jika didanai APBN, baik secara langsung maupun dengan cara utang. Menurut dia, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung tidak terlalu penting dibandingkan pengembangan kereta api trans-Sumatera, trans-Kalimantan, trans-Sulawesi, serta trans-Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com