Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Terbaru Coca-Cola hingga Rp 6,55 Triliun

Kompas.com - 31/03/2015, 18:44 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com - Perusahaan minuman non-alkohol dunia, The Coca Cola Company (TCCC) menyuntikkan dana investasi ke Indonesia sebesar 500 juta dollar AS atau setara dengan Rp 6,55 triliun (kurs Rp 13.100). Investasi tersebut direalisasikan salah satunya dengan membangun dua lini produksi baru yang dikelola oleh mitra PT. Coca Cola Amatil (CCA) Indonesia (pabrik kemas) di Pabrik Cikedoka, Kawasan Industri, Bekasi. "Adanya penambahan dana investasi kepada CCA ini adalah untuk mendukung akselerasi perluasan sistem produksi, penyumpanan, dan infrastruktur untuk pengadaan minuman dingin," kata CEO TCCC, Muhtar Kent dalam acara pembukaan 2 lini produksi baru PT. CCAI, Kawasan Industri, Bekasi, Selasa (31/3/2015).

Selain itu menurut Presiden Direktur PT. CCAI, Kadir Gunduz, investasi tersebut akan menciptakan efek berkepanjangan terhadap tenaga lokal. Muhtar memperkirakan investasi tersebut bisa menyerap 60.000 hingga 135.000 dalam tiga hingga empat tahun ke depan. "Lapangan pekerjaan juga datang dari pihak ketiga yang berbisnis dengan kita. Seperti di sektor distribusi, produksi, dan yang tergabung di supply chain," kata Kadir dalam acara yang sama.

Presiden Grup Coca-Cola Asia, Atul Singh mengatakan investasi tersebut melihat jumlah penduduk Indonesia yang akan terus meningkat ke depannya. "Kemudian dengan demografi anak anak muda serta urbanisasi, kami percaya akan banyak kemajuan yang terjadi. Komitmen kami tidak hanya kepada bisnis tapi juga kepada masyarakat lokal," kata Atul S

ebelumnya, Pabrik Pengemasan Coca Cola Amatil di Cikedokan ini sudah memunyai 3 lini produksi. Menurut Kadir dengan penambahan 2 lini produksi yang sudah jadi dan 1 under construction, nantinya PT. CCAI mendapat kapasitas produksi sebesar 450 juta liter per tahun. "Dengan 3 lini di Pabrik Cikedokan hanya 190 juta liter per tahun kapasitasnya. Dengan tambahan 3 lini produksi, ada tambahan baru 250 juta liter per tahun (semua produk coca cola)," kata Kadir.

Dalam acara yang sama, Menko Perekonomian RI, Sofyan Djalil, menyambut baik keputusan investasi tersebut. Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia menjanjikan dan aman untuk berinvestasi. "Paling penting mereka percaya penuh kepada Indonesia, makanya berani investasi. Memang pasar ini lebih kepada konsumer. Tapi dengan investasi 500 juta dollar AS, artinya mereka percaya Indonesia aman dan akan tumbuh ekonominya, sehingga konsumsi akan meningkat," jelas Djalil.

Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com