Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, MMM Dikemas Seolah-olah Lembaga Sosial

Kompas.com - 02/04/2015, 18:57 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Arisan berantai Mavrodi Mondial Moneybox atau di Indonesia dipoles menjadi Manusia Membantu Manusia (MMM) kembali bangkit setelah sistemnya kolaps pada September 2014. Bahkan, MMM kini semakin masif dan terang-terangan mempromosikan sistem mereka dengan beriklan dimedia elektronik maupun cetak.

Menurut perencana keuangan Aidil Akbar, sebenarnya pendiri MMM yaitu Sergey Mavrodi sudah mengakui bahwa sistem yang dia bangun adalah money game. Namun, di Indonesia, MMM dikemas seakan-akan lembaga sosial sehingga banyak masyarakat yang menilai sistem tersebut justru positif.

"Kalau yang bikin saja bilang ini money game, kok banyak masyarakat yang masih ikut, ini kan lucu. Di Indonesia ini kan diplesetin jadi manusia membantu manusia, kesannya kan kaya komunitas amil zakat untuk kegiatan sosial," ujar Aidil saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2015).

Padahal, kata dia, MMM hanya memanfaatkan para anggota-anggota baru untuk menutupi dana anggota yang lebih dulu masuk dalam sistem MMM. Artinya, sistem yang dipakai adalah sistem piramida keuangan, di mana anggota yang teratas akan mendapatkan keuntungan yang besar.

"Tahun lalu juga kan seperti dugaan saya itu akan tutup. Ternyata benar, saya baru ngomong terus mereka tutup beneran. Jadi mereka istilahnya itu reset dan itu juga terjadi di Rusia. Karena sudah kekurangan uang, kekurangan peserta karena kan mereka ambil dananya dari perserta baru. Jadi, itu kan arisan berantai kan. Jadi uang peserta baru itu menutupi 3 orang peserta lama," kata dia.

Menurut Aidil, salah satu faktor MMM masih banyak diminati orang karena masih minimnya seseorang mendapatkan akses informasi yang benar terkait MMM tersebut. Apalagi, iming-iming keuntungan 30 persen bisa lebih mudah diterima oleh orang-orang yang sudah sangat lekat dengan budaya instan dan pragmatisme dalam mencari uang.

Sementara itu, perencana keuangan lainya yaitu Prita Hapsari Ghozie menyarankan masyarakat untuk menghindari arisan MMM. Pasalnya, MMM sudah dinyatakan ilegal oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebelumnya, OJK menyatakan bahwa arisan Manusia Membantu Manusia (MMM) bukanlah produk investasi. Sehubungan dengan itu, OJK menyebutkan telah menerima 28 laporan terkait dengan MMM serta 117 pertanyaan dari masyarakat. Adapun pertanyaan yang paling banyak disampaikan adalah mengenai aspek legalitasnya dan mekanisme pengawasan MMM.

"Dari hasil penelusuran kami, diperoleh informasibahwa program MMM merupakan suatusocial financial networkingdan bukan termasuk cakupan investasi karena tidak ada underlying (dasar) investasinya," tulis OJK dalam keterangan resminya, Rabu (13/8/2014).

OJK menyatakan MMM bukanlah Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang melakukan kegiatan usaha di sektor keuangan sebagaimana diatur dan diawasi oleh OJK, sehingga program MMM Indonesia tidak mendapatkan izin usaha dari OJK.

"Masyarakat harus waspada terhadap ciri-ciri tawaran investasi atau produk/layanan jasa keuangan yang tidak jelas, seperti menjanjikan imbal hasil yang sangat tinggi, tidak jelas regulator atau pengawasnya, serta tidak jelas informasi izin usaha dan tanda terdaftar atas produk dan layanannya," jelas OJK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com