Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan Bulog Serap Empat Juta Ton Beras Petani

Kompas.com - 06/04/2015, 21:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mulai menyiapkan stok beras untuk mengontrol harga beras di pasaran. Menghadapi musim panen raya pada bulan April 2015 ini, pemerintah menargetkan Badan Urusan Logistisk menyerap 4 juta ton beras. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil seusai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/4/2015) malam.

Sofyan mengatakan target pengadaan Bulog sejauh ini 2,7 juta ton. Namun, Presiden Joko Widodo menaikkan targetnya menjadi 4 juta ton setahun.

"Presiden mengatakan, Bulog harus meningkatkan pengadaannya. Sisa yang dari 2,7 juta diharapkan Bulog akan mengadakan nanti sampai dengan angka 4-4,5 juta," ujar Sofyan.

Dia menjelaskan, saat ini Bulog masih mengalami kesulitan mencapai target 2,7 juta ton. Realisasi dari target itu baru mencapai angka ratusan ribu ton. Penyebabnya, kata Sofyan, karena Bulog mengedepankan kualitas, sementara beras yang dimiliki petani dianggap tak cukup layak. Hal itu terkait tingkat kerusakan beras sehingga Bulog tidak bisa membelinya.

"Bulog tidak terlalu banyak menyerap karena konsisten dengan kualitas. Masa lalu banyak beras yang recycle. Makanya banyak komplain terhadap kualitas beras raskin. Kali ini bulog konsisten dengan kualitas sehingga tingkat penyerapannya masih belum cukup banyak," kata Sofyan.

Meski demikian, Sofyan menyatakan pemerintah optimistis Bulog bisa mencapai target penyerapan 2,7 juta ton beras yang akan ditujukan untuk beras raskin pada bulan April 2015 yang bertepatan dengan musim panen raya. Seluruh dana untuk membeli 2,7 juta ton beras itu sudah disiapkan dalam APBN-P 2015.

Sementara itu, untuk mencapai target sampai 4 juta ton, Sofyan mengungkapkan, Presiden Jokowi memberikan keleluasan bagi Bulog untuk melakukan pengadaan komersil. Namun, dia memastikan bahwa pengadaan komersil ini bukan berarti melakukan impor beras.

"Kita enggak akan pernah impor karena Pak Mentan memberikan keyakinan bahwa suplai beras cukup bagus. Jadi kita enggak akan pernah impor beras," kata Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com