Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Kedaulatan Energi, Pertamina Harus Kelola 100 Persen Blok Mahakam

Kompas.com - 10/04/2015, 13:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – BUMN minyak dan gas (migas) PT Pertamina (Persero) diharapkan bisa mengelola 100 persen Blok Mahakam yang terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, setelah kontrak kerjasama pemerintah dengan Total E&P Indonesie berakhir pada 2017.

Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean, memandang hal tersebut bukan berarti pemerintah anti asing. Akan tetapi, dalam konteks masih tingginya produksi maka pengelolaan ladang migas, seperti Blok Mahakam, sebaiknya dilakukan oleh perusahaan migas milik negara.

“Demi tujuan kedaulatan dan kemandirian energi, maka menjadi sangat penting untuk Blok Mahakam itu dikelola 100 persen oleh Pertamina,” kata Ferdinand kepada Kompas.com, Kamis (10/4/2015).

Ferdinand menuturkan, ia pribadi sangat yakin bahwa Pertamina mampu untuk mengelola Blok Mahakam 100 persen. “Dari segi teknologi, sumber daya manusia dan finansial, kita meyakini bahwa Pertamina mampu untuk menjadi operator Blok Mahakam. Terlebih kita sering dengar bahwa Pertamina sendiri mengaku siap dan mampu,” jelas dia lagi.

Tim penilai

Namun demikian, lanjut Ferdinand, untuk meminimalisasi kekeliruan dan resiko yang berpeluang muncul –lantaran 100 persen dikelola Pertamina atas nama nasionalisme– maka terlebih dahulu perlu adanya penilaian oleh tim apraisal atau penilai independen terkait nilai aset Mahakam yang ada.

“Mengetahui sisa cadangan Mahakam dan nilai aset sangat penting sebelum diputuskan sikap, apakah pengambil alihan 100 persen sudah tepat,” sambung Ferdinand.

Lebih lanjut dia bilang, jika memang atas dasar penilaian dianalisa bahwa masih terdapat cadangan yang cukup, maka memang diharapkan Pertamina mengambil 100 persen Blok Mahakam dan hanya mengikutkan Pemda sebagai bagian dari golden share.

“Namun, apabila ternyata hasil penilaian setelah dianalisis tidak lagi cukup, ya lebih baik diteruskan oleh operator lama. Karena jangan sampai Pertamina merugi karena ketidakhati-hatian,” ucap Ferdinand.

Dia menegaskan, pada akhirnya pemerintah harus betul-betul cermat dan hati-hati. Sebab apabila salah perhitungan, maka biaya operasional untuk mengelola Blok Mahakam yang tergolong tinggi sekitar 2 miliar dollar AS per tahun, bisa berubah menjadi kerugian.

Namun memang, kata Ferdinand, data-data dan informasi yang ada menunjukkan bahwa Blok Mahakam masih menyimpan cadangan migas yang besar. Atas dasar itu, Pertamina sangat diharapkan bisa benar-benar mengelola 100 persen.

“Kecuali jika Pertamina menyerah dan menyatakan tidak mampu, apa boleh buat. Maka pihak asing mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilibatkan dan diikutkan untuk menjaga stabilitas dan kontiniuitas produksi Blok Mahakam, supaya tidak menurun dan menjadi kerugian bagi negara,” ucap Ferdinand.

Sebagai informasi, pada akhir masa kontrak di tahun 2017, Blok Mahakam diperkirakan masih menyisakan cadangan 2P minyak (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial) dan kondesat sebesar 200 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 5.5 TCF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com