Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paradoks Indonesia dalam Mengelola Energi

Kompas.com - 13/04/2015, 11:12 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memaparkan sejumlah paradoks dalam pengelolaan energi di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato kunci seminar bertajuk “Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas di Indonesia” yang diselenggarakan Kompasiana, Jakarta, Senin (13/4/2015).

"Dalam satu dialog dengan beberapa ahli, mereka bilang, kita punya beberapa paradoks dalam mengurus energi," kata Sudirman.

Paradoks pertama, sebut dia,  Indonesia  bertahun-tahun mengimpor sumber energi, namun masih ada perasaaan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya minyak dan gas bumi (migas).

Kedua, Indonesia mencukupi kebutuhan energinya dengan mengandalkan impor dari luar negeri. Sayangnya, Sudirman menuturkan masyarakat tidak bisa berlaku efisien dan hemat.  "Kita mengimpor tapi boros. Kita tidak punya kesadaran mengelola energi dengan hemat. Kita spend ratusan triliun untuk subsidi, padahal subsidi tersebut jatuh ke pemilik kendaraan. Makin banyak mobilnya, makin banyak di dapat subsidi,” ucap Sudirman.

Adapun paradoks ketiga, Indonesia memiliki begitu banyak potensi sumber daya energi baru-terbarukan (EBT). Namun, Sudirman mengakui, hingga saat ini pemerintah belum serius membangun dan memanfaatkan EBT. Pengelolaan energi masih fokus pada sumber daya fosil.

Terakhir, Sudirman mengakui, pemerintah belum bersungguh-sungguh menyiapkan diri untuk mengelola energi yang lebih berkelanjutan. Padahal sumber daya fosil pada waktunya akan habis.

“Akibat fokus pada aspek tadi (fosil), situasi energi kita mencemaskan. Misalnya kelistrikan, lebih dari separuh sistem mengallami defisit. Kemudian, kapasitas storage kita tidak cukup untuk mendukung kebutukan energi nasional. Di sisi lain, cadangan kita terus turun, karena kita tidak mampu meng-cover apa-apa yang kita ambil dari perut bumi,” ucap Sudirman.

Dalam kesempatan tersebut, Sudirman mewakili Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sebagai pembicara kunci. Hadir pula dalam seminar yang membahas masa depan Blok Mahakam itu, diantaranya, Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk, Ketua DPD-RI Irman Gusman, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam, Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM Widyawan Prawiraatmadja, serta anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Andang Bachtiar.

baca juga: Blok Mahakam, Nasionalisme dan Ketahanan Energi 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com