Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Punya Agenda Besar untuk Blok Mahakam

Kompas.com - 13/04/2015, 12:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rupanya memiliki agenda besar untuk pengelolaan Blok Mahakam di masa mendatang.

Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM, Widyawan Prawiraatmadja, menuturkan, pemerintah tidak hanya ingin pengelolaan 100 persen Blok Mahakam oleh BUMN minyak dan gas bumi (migas) PT Pertamina (Persero), pihaknya juga ingin memberdayakan Pertamina.

Widyawan mengatakan, dibandingkan dengan National Oil Company (NOC) negara-negara lain, porsi kepemilikan ladang Pertamina sangat kecil. Beberapa negara seperti China, Brazil, India, dan Norwegia memiliki banyak ladang minyak di luar negeri, baik dioperasikan sendiri, ataupun melalui akuisisi.

Menurut dia, kepemilikan ladang migas di luar negeri menjadi relevan dan penting mengingat keterbatasan cadangan migas di dalam negeri. Saat ini penemuan cadangan baru tidak menggembirakan, hanya 50 persen dari yang bisa diproduksikan.

Apalagi ke depan, cadangan tersebut terus menipis. Atas dasar itu, terkait dengan alih kelola Blok Mahakam, pemerintah ingin mengambil kesempatan untuk memiliki blok migas di luar negeri.

"Alih kelola Blok Mahakam tidak hanya persoalan wilayah kerja yang habis lalu diperpanjang. Tapi apa yang bisa kita lakukan, untuk pemberdayaan Pertamina," kata Widyawan, dalam seminar bertajuk "Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas di Indonesia" dihelat kompasiana, Jakarta, Senin (13/4/2015).

Berdasarkan perundang-undangan ada dua cara untuk wilayah kerja migas yang akan habis masa kontraknya. Pertama, atas dasar permintaan Pertamina maka wilayah kerja yang habis diserahkan Pertamina. Kedua, operator meminta perpanjangan. "Konteksnya hanya dua itu," ucap Widyawan.

Lebih lanjut dia menuturkan, pemerintah sudah memutuskan untuk memberikan hak pengelolaan wilayah kerja Blok Mahakam ke Pertamina. Namun demikian, Widyawan juga menyampaikan, awalnya Pertamina akan mendapatkan saham 100 persen.

"Kita ingin Pertamina jadi operator, jadi mayoritas, lalu nanti ada share down atas keputusan bisnisnya," ujar Widyawan.

Widyawan menjelaskan, wilayah kerja Blok Mahakam sangat penting bagi produksi migas nasional, utamanya gas. Produksi gas setahun saat ini sebesar 7 miliar kaki kubik, di mana 1,5 miliar kakikubik berasal dari Blok Mahakam. Sementara itu, Pertamina (gabungan seluruh unit usaha) juga memproduksi sekitar 1,5 miliar kakikubik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com