Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Mengajak Negara-negara Asia Afrika Lebih Ramah kepada Dunia Usaha

Kompas.com - 21/04/2015, 10:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara Asia dan Afrika untuk meningkatkan perdagangan antara dua kawasan. Untuk meningkatkan perdagangan itu, Jokowi menilai perlunya dibuat regulasi bersama namun tetap mengedepankan prinsip perdagangan yang adil dan terbuka. Salah satu yang disorotinya adalah soal hambatan tarif dan non-tarif.

"Saya ajak negara-negara sahabat di Asia Afrika untuk mengembangkan sistem, peraturan dan regulasi yang lebih ramah untuk dunia usaha," ujar Jokowi saat membuka pertemuan Asian African Business Summitt di Jakarta Convention Center, Selasa (21/4/2015).

Hadir dalam pertemuan itu adalah para delegasi negara sahabat, Deputi Presiden Afrika Selatan Kgalema Motlanthe, dan para pengusaha di kawasan Asia-Afrika. Jokowi mengungkapkan untuk mendorong kerja sama antara dua kawasan, perlu diciptakannya iklim investasi yang baik.

"Saya ajak negara-negara sahabat di Asia Afrika untuk permudah efisiensi usaha dan perlindungan terhadap investasi dan mendorong sektor swasta tanamkan investasi dalam kemitraan pemerintah dan swasta," kata Jokowi.

Dia menyebutkan kawasan Asia-Afrika memiliki banyak potensi. Dengan jumlah penduduk di dua kawasan mencapai 5,4 miliar orang, Asia-Afrika adalah tempat bagi 75 persen penduduk di dunia.

Dari segi ekonomi, rata-rata pertumbuhan ekonomi di Asia-Afrika di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. Jokowi memaparkan pertumbuhan ekonomi Asia pada tahun 2013-2014 mencapai 4,9 persen sementara Afrika 4,3 persen.

Kedua kawasan juga berkontribusi terhadap 51 persen produk domestik bruto dunia pada tahun 2014. Investasi pun meningkat dari 13,2 persen tahun 2000 menjadi 41,5 persen pada tahun 2013.

Namun di sisi lain, Asia-Afrika juga memiliki tantangan yakni mayoritas penduduk yang miskin dan terdampak konflik. Selain itu, tingkat inflasi masih di atas rata-rata dunia. Misalnya, sebut Jokowi, inflasi di Afrika mencapai 6,6 persen sementara Asia 4,6 persen.

"Maka hadapi tantangan itu, kita harus tingkatkan kerja sama khususnya dalam ekonomi dan perdagangan. Kita harus buat kebijakan dan khususnya menghilangkan hambatan tarif dan non tarif untuk dorong perdagangan langsung," ucap Jokowi.

baca juga: Jokowi: Kalau Ada Masalah, Telepon Saya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com