Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Dilahirkan atau Dibentuk?

Kompas.com - 29/04/2015, 06:07 WIB

Oleh Ardhi Ridwansyah
KOMPAS.com - Are leaders born or made?

Pertanyaan klasik ini barangkali bisa diwakili oleh kisah Gatotkaca. Tokoh wayang yang lekat dengan julukan “otot kawat tulang besi” ini dikisahkan secara tersendiri dalam mitologi Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Ayahnya adalah Bima, salah satu satria Pandawa. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Sampai akhirnya Arjuna, Sang paman, berhasil memotongnya dengan menggunakan sarung sebuah pusaka.

Bayi ajaib tersebut kemudian dibawa ke kayangan untuk dirawat dan dibesarkan oleh Narada. Narada lalu menceburkan tubuh mungil Tetuka ke dalam kawah Candradimuka. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis pusaka ke dalam kawah, dan beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Gatotkaca dewasa selanjutnya diangkat menjadi penguasa di kerajaan Pringgadani.

Kisah Gatotkaca tersebut bisa menjadi metafora dari pertanyaan di awal tulisan ini: Apakah seorang pemimpin dilahirkan ataukah dibentuk melalui tempaan? Apakah Gatotkaca bisa menjadi raja semata-mata karena mewarisi “darah biru” Sang Ayahanda, ataukah karena melalui gemblengan keras di dalam kawah Candradimuka?

Pada tahun 2006, Ayres dan tim melakukan riset serius tentang pertanyaan tersebut. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Leadership Quarterly. Berdasarkan studi terhadap lebih dari 100 pasangan anak kembar, mereka menyimpulkan bahwa faktor genetik berkontribusi hingga sekitar 30 persen atas kemampuan leadership seseorang. Kesimpulan mereka, seorang pemimpin 1/3 “born” dan 2/3 –nya adalah “made”.

Nah, masalahnya tidak sedikit orang yang beranggapan sebaliknya. Mereka meyakini bahwa kepemimpinan murni soal faktor keturunan. Atau, dengan kata lain, menjadi pemimpin semata-mata hanya ditentukan oleh “bakat” yang mengalir di dalam darah kita. Inilah salah satu pemikiran yang berbahaya terkait kepemimpinan. Kenapa berbahaya?

Bayangkan, dengan pemikiran tersebut, seseorang yang telah menjadi pemimpin mungkin tidak akan lagi berpikir untuk mengembangkan kemampuannya. “Buat apa? Toh sudah sampai sini saja bakat kepemimpinan yang aku miliki."

Seseorang yang belum menjadi pemimpin mungkin juga tidak akan berpikir untuk menaikkan posisinya. “Buat apa? Toh, kalau memang tidak bakat, akhirnya nanti akan gagal juga.” Perusahaan-perusahaan pun hanya akan fokus pada “perekrutan pemimpin”, bukan “pengembangan potensi kepemimpinan” karyawan-karyawannya. “Buat apa dikembangkan? Toh ini masalah bakat yang tidak bisa dipaksakan ke semua orang.”

Interaksi antara faktor “born” dan “made” bisa dianalogikan dengan sebuah benih. Benih yang berkualitas memiliki potensi untuk tumbuh menjadi sebuah pohon yang kuat. Namun, jika benih tersebut tidak pernah dipupuk dan disirami, hasilnya hanyalah sebatang pohon yang kerdil.

Nah, tulisan-tulisan selanjutnya di dalam WOW Leadership series ini adalah tentang “pupuk” dan “air” untuk menumbuhkan bibit kepemimpinan di dalam diri kita.

Tulisan di kolom ini merupakan intisari dari buku WOW Leadership yang diluncurkan MarkPlus di akhir tahun 2014 lalu dalam acara tahunan MarkPlus Conference.

Ardhi Ridwansyah adalah Chief Operations di MarkPlus Institute, unit bisnis di bawah MarkPlus, Inc. yang memberikan jasa pelatihan dan pengembangan SDM perusahaan. Ardhi juga penulis beberapa buku pemasaran dan bisnis (sebagian besar ditulis bersama Begawan Marketing Hermawan Kartajaya),
antara lain trilogi buku Selling with Character, Service with Character, serta Branding with Character (2011), Leadership 3.0 (2012), Local Champion (2013), WOW Selling (2014) dan WOW Leadership (2014). Dia juga rutin menjadi pembicara, antara lain di Safari Seminar Series yang diselenggarakan MarkPlus Institute di 17 kota, Executive Education Program yang dilaksanakan untuk para manajer senior di
Jakarta, serta Marketeers Dinner Seminar yang diselenggarakan di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

*Ardhi Ridwansyah adalah Chief Operations di MarkPlus Institute.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com