Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Listrik Naik, Pengusaha Bersiap Kerek Harga

Kompas.com - 05/05/2015, 10:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Pengusaha ketar-ketir menghadapi kenaikan tarif listrik mulai Mei 2015. Kenaikan tarif listrik ini pun ibarat bogem mentah di saat pebisnis sedang sempoyongan karena dihajar berbagai impitan beban. Sebut saja pelemahan daya beli, dampak negatif kenaikan harga bahan bakar minyak, ragam aturan hingga tekanan kurs.

Salah satu sektor usaha yang menjerit adalah industri tekstil. Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, kenaikan tarif listrik ini akan mengurangi daya saing industri manufaktur Indonesia. "Ini jadi lampu kuning bagi industri di Indonesia," kata Ade kepada Kontan, Senin (4/5/2015).

Dalam catatan Ade, sepanjang Januari-Maret 2015 terdapat 1,6 juta spindle benang yang berhenti berproduksi. Ini terjadi karena dampak dari kenaikan tarif listrik tahun lalu. Banyak industri pemintalan benang menaikkan harga sehingga kalah bersaing. "Saat harga jual produk naik, benang impor China akan datang," kata Ade.

Tekanan yang sama juga dirasakan industri elektronik. Akibatnya mereka harus mendongkrak harga jual, dengan risiko barangnya makin tak laku. "April lalu kami baru menaikkan harga, kemungkinan harga akan naik lagi sekitar 1persen-3 persen pada Juli," kata Santo Kadarusman, Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi, produsen elektronik merek Polytron.

Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat, menyesalkan kenaikan tarif listrik ini. "Saat daya beli  masyarakat turun, justru ditambah kenaikan tarif listrik," kata Syarif.

Ia mengakui, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang kuartal I-2015 terjadi perlambatan pertumbuhan produksi industri manufaktur pakaian jadi, karet, barang dari karet dan plastik serta industri kertas, barang dari kertas dan industri peralatan listrik masing-masing turun sebesar 3 persen, 3,94 persen, 4,04 persen, dan 4,74 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Saat  ini ekonomi melambat, permintaan menyusut dan produksi ikut susut," jelas Sjarif.

Lonjakan tarif listrik tak cuma memukul sektor produksi. Para pedagang peritel, utamanya penyewa ruang mal, akan terpapar kenaikan tarif listrik ini.

Sebab, pengelola mal akan mengerek tarif sewa ruang untuk menutupi ongkos operasional. "Kami akan menaikan services charge 5 persen," kata Michael Yong, Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk. (Benediktus Krisna Yogatama, David Oliver Purba, Dityasa H Forddanta, Francisca Bertha Vistika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com