Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggali Potensi Ekonomi Ikan Air Tawar di Danau Semetung Kalbar

Kompas.com - 07/05/2015, 14:17 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis


SINTANG, KOMPAS.com – Kawasan lahan basah di danau Semetung merupakan salah satu lokasi yang baik untuk pengembangbiakan ikan air tawar. Dana tersebut berada di desa Nanga Ketungau, Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Danau dengan luas 163 hektar ini dikelilingi oleh hutan Semetung sebagai zona penyangga, dan menjadi benteng akhir ekosistem di danau itu.

Potensi ikan air tawar yang berasal dari danau Semetung merupakan salah satu yang menjadi sumber ketersediaan ikan air tawar di kota Sintang, hingga Pontianak. Ketua Kelompok Nelayan Desa Nanga Ketungau, Usman, mengatakan bahwa danau Semetung merupakan sumber penghidupan nelayan di sana.

Tak kurang dari 300 kilogram ikan dipanen dari kawasan danau ini setiap harinya. Ikan-ikan itu adalah berjenis arwana, tapah, belida, toman, kalui, jelawat, betutu, ulang uli, termasuk semua jenis ikan lais.

“Bahkan pada musim panen raya menjelang musim kemarau, hasil tangkapan bisa mencapai 1 ton per harinya” kata Usman, Rabu (6/5/2015).

Sistem penangkapan yang digunakan pun cukup unik, yakni menggunakan sistem gilir balik di enam tempat yang berbeda dalam satu kawasan.

Dalam setiap jermal, penangkapan ikan dilakukan secara berkelompok. Tahun berikutnya kelompok tersebut pindah ke tempat lain dan menggantikan kelompok lainnya lagi.

“Jadi sistemnya kita hanya bertukar tempat saja. Posisi jermal di enam lokasi sama, tidak berpindah. Yang berganti hanya nelayan yang mengelola jermal nya saja, dan itu disepakati selama satu tahun harus berpindah” kata Usman.

Saat ini, kata Usman, harga ikan cukup menggiurkan. Untuk ikan jenis lais, harga nya bisa mencapai Rp.45.000 per kilogram nya. Kalau sudah diolah menjadi ikan asin bisa mencapai Rp.200.000 per kilogramnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com