"Selama ini teknologi dan entrepreneurship sering dianggap sebagai dunia laki-laki. Tetapi, perkembangannya, perempuan mulai tampil dan sukses berkarir di bidang teknologi dan digital. Ini patut kita apresiasi," kata Ranjana, saat memandu diskusi "Stream Divas", dalam rangkaian Stream Indonesia 2015, di Grand Hyatt Hotel, Yogyakarta, Jumat (8/5/2015).
"Stream Divas" menghadirkan lima panelis yaitu Dian Siswarini (President Director/CEO XL Axiata), Shinta Dhanuwardaya (CEO Bubu.com), Iim Fahima (CEO Virtuco), Affi Assegaf (Co-founder, Business Director Female Daily Network, dan Anantya van Brockhorst (Co-CEO ThinkWeb).
Kelima panelis pun berbagi kisah awalnya berkarir dan membangun bisnis di bidang digital dan teknologi. Dian mengatakan, ketertarikannya di bidang teknik karena sejak kecil sudah diperkenalkan kedua orangtuanya yang berkarir di bidang tersebut. Ia pun merintis karir di XL Axiata hingga akhirnya saat ini menjabat sebagai CEO.
"Jadi, kalau anak-anak lain dibawa orangtuanya ke kebun binatang, saya dan saudara-saudara saya diajak ke construction site. Karena sudah dikenalkan sejak kecil, akhirnya saya punya passion di bidang ini," kata Dian, lulusan Teknik Elektro ITB ini.
Ia mengakui, sejak masa kuliah, perempuan menjadi minoritas. "Hanya ada 6 orang perempuan di angkatan saya," katanya.
Namun, dalam hal karir, menurut dia, perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai posisi puncak sekali pun.
Sementara itu, Co-CEO ThinkWeb Anantya van Brockhorst mengatakan, sejak kecil ia memang bercita-cita memiliki perusahaan sendiri. Tahun 2007 ia mulai membangun ThinkWeb. Persentase pegawai perempuan di perusahaannya pun semakin meningkat.
"Pada awal berdiri hanya sekitar 25 persen, sekarang fifty-fifty antara pegawai laki-laki dan perempuan," ujar Ananthya.
CEO Virtuco Iim Fahima menilai, pandangan perbedaan kemampuan antara laki-laki dan perempuan karena paradigma yang selama ini terbangun. Menurut dia, di bidang apa pun, seharusnya tak terpengaruh gender.
"Sepanjang pengalaman saya, saya tidak pernah mengalami diragukan karena kemampuan. Saya tidak pernah berhadapan dengan gender inequality. Salah satunya karena juga berpengalaman. Pandangan semacam itu biasanya karena terbawa atmosfer saat kecil. Di keluarga saya sudah terbiasa, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, semua sama," papar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.