Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Besar Kuasai Stok Beras, Bulog Dianggap Gagal

Kompas.com - 09/05/2015, 15:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai Badan Usaha Logistik (Bulog) telah gagal menyerap beras dari para petani. Akibatnya, penguasaan stok beras nasional saat ini justru berada di pasar (pedagang besar) bukan pemerintah.

"Jadi pemerintah tak memiliki instrumen untuk melakukan stabilisasi harga (beras)," ujar Enny di Jakarta, Sabtu (9/5/2015).

Kegagalan Bulog tersebut, kata Enny, bisa tercermin dari melonjaknya harga beras beberapa bulan lalu. Saat itu para pedagang-pedagang besar menahan stok berasnya karena penyerapan beras dari petani dilakukan pedagang besar.

Kata dia, pemerintah akhirnya melakukan berbagai hal untuk menurunkan harga beras. Bulog ditugasi melakukan operasi pasar saat itu. Namun, Enny menilai operasi pasar yang dilakukan Bulog tak efektif. Sebab, Bulog tak memiliki cukup stok beras.

"Waktu kenaikan beras kemarin itu Bulog enggak punya stok kok, bagiamana mau operasi pasar kalau stok berasnya enggak ada. Makanya untuk memenuhi stok itu, maka dipilih impor," kata Enny.

Pemerintah sendiri menargetkan stok beras 4 juta ton untuk tahun ini, jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 3,4 juta ton.

Kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, salah satu faktor naiknya stok beras tersebut karena bertambahnya lahan pertanian sejak Oktober 2014 sampai Maret 2015.

"Hasil evaluasi kami kemarin tahun lalu itu hanya mencapai 8,1 juta hektare tahun ini mencapai 8,7 sampai 8,8 juta hektare," kata Amran bulan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com