Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Likuidasi Satu Grup Petral

Kompas.com - 13/05/2015, 13:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina memasuki proses likuidasi anak usahanya Pertamina Energy Trading Ltd. (Petral), berserta anak usaha Petral.

“Pertamina memutuskan, untuk memulai proses penghentian kegiatan Petral dan melikuidasi Petral dan grupnya, dan selanjutnya melikuidasi perusahaan yang ada di dalam grup tersebut,” kata Dwi dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Dwi mengatakan, langkah pembubaran Petral Grup akan didahului dengan uji tuntas keuangan dan legal serta audit investigasi yang akan segera dilakukan.

Dengan pembubaran Petral, maka kegiatan bisnis Petral Group terutama yang menyangkut ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang akan sepenuhnya dijalankan Pertamina melalui Integrated Supply Chain (ISC).

Dwi menambahkan, pada saat yang sama Pertamina akan merampungkan perbaikan tata kelola dan proses bisnis yang akan dijalankan oleh ISC. ISC sejak Januari 2015 lalu sudah mulai menggantikan peran Petral. Dan oleh karena itu, bersamaan dengan progam efisiensi lainnya, Pertamina berhasil melakukan efisiensi hingga mencapai 22 juta dollar AS.

“Maka kami melihat bahwa peran Petral sudah tidak lagi signifikan dalam proses bisnis di Pertamina,” terang Dwi.

Terkait dengan proses likuidasi Petral Group, Dwi mengatakan hal tersebut sudah dikomunikasikan dengan Dewan Komisaris (Dekom) Pertamina, dan mendapat dukungan.

Kemudian, Direksi Pertamina melaporkan keputusan tersebut kepada kuasa pemegang saham, dalam hal ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno.

Dalam kesempatan sama, Rini mengatakan, sebagai pemegang saham dirinya mendukung keputusan direksi dan dewan komisaris Pertamina. Pembubaran Petral Group diharapkan membuat kinerja Pertamina makin efisien dan membuat Pertamina menjadi perusahaan yang makin besar.

Namun demikian, Rini mengatakan, sebagaimana yang ditekankan Presiden Joko Widodo bahwa harus dilakukan audit investigasi terlebih dahulu sebelum melikuidasi Petral Group.

“Targetnya, likuidasi ini kita targetkan bulan April tahun depan sudah selesai. Dan prosesnya, kami minta kepada direksi untuk transparan dan memberikan laporan kepada pemegang saham sehingga semua dapat terlihat dengan baik,” ucap Rini.

Rini menambahkan, likuidasi dilakukan tidak hanya pada Petral saja melainkan juga anak usahanya yakni, Pertamina Energy Services Pte.Ltd (PES) yang berkedudukan di Singapura, dan Zambesi Investments Limited (Zil) yang bermarkas di Hongkong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com